0
Friday 24 September 2021 - 14:23
Iran vs Hegemoni Global:

Amir Abdollahian: Pembunuhan Jenderal Soleimani Contoh Terorisme AS yang Paling Jelas

Story Code : 955473
Hossein Amir Abdollahian and Lieutenant General Qassem Soleimani.jpg
Hossein Amir Abdollahian and Lieutenant General Qassem Soleimani.jpg
“Pembunuhan Martir Jenderal Soleimani, Jenderal Besar Perdamaian, oleh Amerika Serikat di tanah Irak, adalah salah satu contoh terorisme yang paling jelas,” kata Amir Abdollahian dalam pertemuan tatap muka dengan Abdullah Shahid pada hari Kamis (23/9) di New York.
 
Diplomat top Iran telah melakukan perjalanan ke kota itu untuk menghadiri Sesi ke-76 Majelis Umum PBB.
 
Sebuah komite hukum internasional telah dibentuk di dalam Republik Islam untuk mengejar kekejaman itu, dengan tujuan mengadili mereka yang melakukan dan memerintahkannya, tambah Amir Abdollahian.
 
PBB, bagaimanapun, jelas memainkan peran penting dalam hal ini juga, dia menggarisbawahi.
 
Menteri Iran lebih lanjut menyebut terorisme sebagai fenomena yang telah menimpa seluruh dunia, mencatat peran konstruktif Republik Islam dalam bekerja sama dengan negara-negara regional, dari Lebanon hingga Irak dan Afghanistan, dalam memeranginya.
 
Jenderal Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds Pengawal Revolusi Islam Iran [IRG], biasa mengarahkan dukungan penasihat militer yang telah diberikan Iran ke Irak dan Suriah melawan terorisme atas permintaan masing-masing negara Arab.
 
Bantuan tersebut membantu negara-negara tersebut mengalahkan kelompok teroris Takfiri Daesh [bahasa Arab untuk 'ISIS/ISIL'] pada akhir 2017.
 
Amerika Serikat telah menggunakan kelompok itu sebagai alasan untuk memperpanjang invasi ke negara-negara tersebut.
 
Awal tahun lalu, AS melakukan serangan pesawat nir awak terhadap ibu kota Irak, Baghdad, atas perintah mantan presiden Amerika Donald Trump yang menyebabkan kesyahidan Jenderal Soleimani dan komandan senior kontra-terorisme Irak, Abu Mahdi al-Muhandis bersama rekan-rekan mereka.
 
Amir Abdollahian melanjutkan untuk membahas bentuk-bentuk lain dari terorisme Amerika yang telah menargetkan Iran, menunjuk pada terorisme ekonomi yang telah dilakukan Washington terhadap bangsa Iran melalui sanksi-sanksinya yang menindas.
 
AS mengembalikan sanksi pada 2018 setelah secara ilegal dan sepihak meninggalkan kesepakatan nuklir bersejarah 2015 dengan Republik Islam dan negara-negara dunia.
 
Sejak itu, ia juga berusaha memaksa negara-negara lain untuk berkomitmen pada langkah-langkah koersif dan menghentikan segala macam perdagangan dengan Iran.
 
Amir Abdollahian mencatat bagaimana AS telah mengikat terorisme ekonomi dengan terorisme kesehatan dan farmasi juga, mengacu pada pencegahan ekspor obat-obatan yang sangat dibutuhkan ke Iran.[IT/r]
 
Comment