0
Saturday 25 September 2021 - 17:29
Iran - JCPOA:

Juru Bicara: Iran Mengharapkan Pembicaraan JCPOA Berorientasi pada Hasil

Story Code : 955683
Saeed Khatibzadeh- Iran’s Foreign Ministry spokesman.jpg
Saeed Khatibzadeh- Iran’s Foreign Ministry spokesman.jpg
“Hanya Iran yang berbicara untuk Iran. Mandat kami adalah untuk hanya terlibat dalam dialog yang berorientasi pada HASIL,” kata Said Khatibzadeh dalam sebuah tweet pada hari Jumat (24/9).
 
Dia menolak pembicaraan demi pembicaraan dan “kekeliruan bahwa terorisme ekonomi bekerja,” menambahkan bahwa “sudah saatnya bagi pihak yang secara sepihak meninggalkan JCPOA untuk bangun dengan kenyataan baru”, mengacu pada Rencana Komprehensif Aksi Bersama.
 
Tweet-nya muncul setelah Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan Teheran siap untuk melanjutkan pembicaraan tentang kebangkitan JCPOA "segera" tetapi pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengirim "tanda negatif" dengan mempertahankan sanksi ilegal terhadap Teheran.
 
Dalam sebuah wawancara dengan NBC News pada hari Kamis (23/9), diplomat top Iran mengatakan Biden perlu mendukung pembicaraannya tentang diplomasi dengan tindakan nyata untuk menunjukkan kepada Iran bahwa Washington serius memulihkan kesepakatan nuklir, Press TV melaporkan.
 
Berbicara pada Sesi ke-76 Majelis Umum PBB pada hari Selasa, Biden mengumumkan kesediaannya untuk bergabung kembali dengan JCPOA dan menyelesaikan masalah dengan Iran atas program nuklir damainya.
 
Presiden AS mengatakan Washington "bekerja" dengan China, Prancis, Rusia, Inggris, dan Jerman untuk "melibatkan Iran secara diplomatis dan untuk kembali ke" JCPOA.
 
Iran dan kekuatan dunia, termasuk AS, Rusia, China, Prancis, Inggris dan Jerman, menyerang JCPOA pada 14 Juli 2015.
 
Berdasarkan perjanjian itu, Iran setuju untuk mengurangi beberapa kegiatan nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi.
 
Namun, AS, di bawah mantan presiden Donald Trump, secara sepihak menarik diri dari kesepakatan itu dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan terhadap Republik Islam itu, meskipun negara itu telah sepenuhnya mematuhi kesepakatan itu.[IT/r]
 
Comment