0
Monday 4 October 2021 - 09:21
Iran vs Hegemoni Global:

Amir Abdollahian: Iran Tidak Akan Menoleransi Kehadiran Israel di Dekat Perbatasannya

Story Code : 957064
Hossein Amir-Abdollahian, Iranian FM
Hossein Amir-Abdollahian, Iranian FM
Berbicara di sebuah program televisi pada Sabtu (2/10) malam, Amir Abdollahian menyatakan keprihatinan tentang provokasi tertentu oleh rezim Zionis Israel di dekat perbatasan Iran di Republik Azerbaijan.
 
Rezim Zionis, katanya, menggunakan peningkatan ketegangan antara Azerbaijan dan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh awal tahun ini untuk membangun kehadiran di beberapa bagian Azerbaijan.
 
Dia, bagaimanapun, menyebut upaya itu "gagal" dan berkata, "Kami tidak pernah mentolerir kehadiran rezim Zionis dan tindakan provokatifnya di dekat perbatasan Republik Islam."
 
Sebuah manuver militer baru-baru ini yang dilakukan di dalam Iran dekat perbatasan Azerbaijan dimaksudkan untuk “menyampaikan pesan (peringatan) kepada Zionis,” diplomat top itu mengingatkan, seperti dikutip oleh kantor berita Tasnim.
 
“Republik Islam selalu menyatakan posisinya menyebut rezim Zionis Israel tidak sah,” kata diplomat senior itu.
 
“Kami (hanya) mengenal satu negara yang bernama Palestina, dengan Al-Quds yang Mulia sebagai ibukotanya. Untuk banyak alasan, rezim Zionis tidak memiliki tempat di masa depan kawasan ini,” tambahnya, Press TV melaporkan.
 
“Zionis bahkan telah menyandera orang Yahudi di wilayah pendudukan,” kata Amir Abdollahian, menegaskan kembali posisi Republik Islam bahwa nasib wilayah harus diputuskan dalam referendum yang dihadiri oleh semua orang di sana, terlepas dari etnis atau kebangsaan mereka. .
 
Pembicaraan Nuklir
 
Pada pembicaraan tentang kebangkitan Rencana Komprehensif Aksi Bersama (JCPOA), Amir Abdollahian mengatakan Iran akan kembali ke negosiasi yang dilanjutkan di Wina awal tahun ini.
 
“Logika kita adalah logika dialog. Kami akan segera kembali ke negosiasi,” katanya.
 
Sementara itu, diplomat top Iran mengungkapkan bahwa dia didekati oleh "orang Amerika dari berbagai saluran" saat menghadiri Majelis Umum PBB di New York akhir bulan lalu.
 
"Saya bertanya kepada salah satu orang yang membawa pesan Amerika apakah niat Amerika itu nyata, dan dia menjawab, 'Saya pikir itu nyata'," kata Amir-Abdollahian.
 
“Saya katakan, jika niat mereka nyata, mereka harus melepaskan beberapa aset Iran yang diblokir, misalnya $10 miliar, dan bergerak sehingga kita dapat mengatakan bahwa Biden berbeda dari Trump.”
 
Dalam konteks yang sama, katanya, pembicaraan harus bermanfaat bagi Republik Islam dan negara harus dapat menarik semua “manfaat praktis” perjanjian nuklir.
 
Namun demikian, Tehran tidak mengikat implementasi kebijakan luar negeri dan ekonominya dengan pembicaraan dan kesepakatan, kata Amir Abdollahian.
 
“Pemerintah memiliki rencana pembangunan ekonomi yang maju pesat. Kita juga tidak seharusnya membuat Kemlu menunggu (hasilnya) JCPOA,” pungkasnya.[IT/r]
 
 
Comment