0
Sunday 10 October 2021 - 09:50

Taliban: Kami Bisa Mengatasi ISIS secara Independen

Story Code : 957990
Taliban: Kami Bisa Mengatasi ISIS secara Independen
Pejabat senior Taliban dan perwakilan AS sedang bertemu akhir pekan ini di Doha, ibu kota Qatar. Pejabat dari kedua belah pihak mengatakan pembahasan termasuk mengekang kelompok ekstremis dan evakuasi warga asing dan warga Afghanistan dari negara itu. Taliban telah mengisyaratkan fleksibilitas terkait evakuasi.

Namun, juru bicara politik Taliban Suhail Shaheen mengatakan  bahwa tidak akan ada kerja sama dengan Washington untuk menghentikan penyebaran ISIS yang semakin aktif di Afghanistan. ISIS bertanggung jawab atas sejumlah serangan baru-baru ini, termasuk bom bunuh diri Jumat yang menewaskan 46 minoritas Muslim Syiah dan melukai puluhan lainnya saat mereka salat di sebuah masjid di utara kota Kunduz.

"Kami dapat mengatasi Daesh [ISIS] secara independen," kata Shaheen, ketika ditanya apakah Taliban akan bekerja dengan AS untuk memangkas afiliasi ISIS seperti dikutip ABC News.

ISIS telah melakukan serangan tanpa henti terhadap warga Syiah di negara itu sejak muncul di Afghanistan timur pada tahun 2014. ISIS juga dipandang sebagai kelompok teror yang menimbulkan ancaman terbesar bagi Amerika Serikat karena potensinya melancarkan serangan terhadap target Amerika.

Pertemuan akhir pekan di Doha adalah yang pertama sejak pasukan AS menarik diri dari Afghanistan pada akhir Agustus, mengakhiri kehadiran militer 20 tahun ketika Taliban menyerbu negara itu. AS telah menjelaskan bahwa pembicaraan itu bukan sebuah pembuka untuk mengakui otoritas Taliban.

Pembicaraan itu terjadi setelah dua hari diskusi yang sulit antara pejabat Pakistan dan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman di Islamabad yang berfokus pada Afghanistan. Para pejabat Pakistan mendesak AS untuk terlibat dengan penguasa baru Afghanistan dan mengeluarkan miliaran dolar dana internasional untuk mencegah kehancuran ekonomi.

Pakistan juga mendesak Taliban untuk menjadi lebih inklusif dan memperhatikan hak asasi manusia dan kelompok etnis dan agama minoritas.
 
Pada hari Sabtu, Al-Jazeera English yang berbasis di Doha melaporkan pembicaraan telah dimulai. Outlet berita mengutip Ameer Khan Muttaqi, menteri luar negeri yang ditunjuk Taliban untuk Afghanistan, mengatakan bahwa Taliban telah meminta AS untuk mencabut larangannya atas cadangan bank sentral Afghanistan.

Tidak ada kabar langsung dari Washington tentang pembicaraan tersebut.

Setelah serangan hari Jumat, ulama Syiah Afghanistan menyerang Taliban, menuntut perlindungan yang lebih besar di tempat-tempat ibadah mereka.

Afiliasi ISIS mengaku bertanggung jawab dan mengidentifikasi pembom sebagai Muslim Uyghur. Klaim itu mengatakan serangan itu menargetkan Syiah dan Taliban karena kesediaan mereka mengusir warga Uyghur untuk memenuhi tuntutan China. Itu adalah serangan paling mematikan sejak pasukan AS dan NATO meninggalkan Afghanistan pada 30 Agustus.[IT/AR]
Comment