0
Monday 25 October 2021 - 02:21

Pemimpin Menekankan Untuk Menjaga Persatuan Umat Islam Sebagai Kewajiban Al-Qur'an

Story Code : 960322
Pemimpin Menekankan Untuk Menjaga Persatuan Umat Islam Sebagai Kewajiban Al-Qur

Jika umat Islam bersatu, mereka saling menambah kekuatan. Mereka semua menjadi kuat. Persatuan umat Islam adalah kewajiban Al-Qur'an yang pasti," kata Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Ali Khamenei, pada hari Minggu.

Pada kesempatan yang baik dari peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad (saw) dan Imam Shadiq (saw), para peserta Konferensi Internasional Persatuan Islam, para kepala tiga cabang pemerintahan (yudikatif, eksekutif, dan legislatif) bersama dengan seorang Sekelompok pejabat pemerintah bertemu dengan Pemimpin Revolusi, Ayatollah Khamenei, di Hussainiyyah Imam Khomeini pada hari Minggu, 24 Oktober 2021.

Di awal pidatonya di pertemuan itu, Ayatollah Khamenei mengucapkan selamat kepada para hadirin dan seluruh umat Islam atas Maulid Nabi Muhammad (SAW) dan mengatakan bahwa kelahiran Nabi Suci memulai era baru dalam kehidupan manusia.

"Kelahiran Nabi sebenarnya menandai dimulainya era baru dalam kehidupan manusia. Era baru kehendak ilahi dan rahmat ilahi dimulai bagi umat manusia," tegas Pemimpin setelah menggambarkan Nabi Suci Muhammad (SAW) sebagai manusia terbesar yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dan diangkat sebagai utusannya.

Ia mengatakan persatuan di antara umat Islam harus selalu dijaga sebagai strategi daripada taktik berdasarkan ajaran Al-Qur'an.

"Persatuan umat Islam bukanlah masalah taktik yang menurut sebagian orang harus dipertahankan untuk sementara waktu karena keadaan tertentu, melainkan masalah prinsip."

Ayatollah Khamenei lebih lanjut mengatakan, "Sinergi antar umat Islam diperlukan. Jika umat Islam bersatu, mereka menambah kekuatan satu sama lain. Mereka semua menjadi kuat. Kesatuan umat Islam adalah kewajiban Al-Qur'an yang pasti."

"Alasan mengapa kami di Republik Islam menekankan persatuan di antara umat Islam adalah bahwa hari ini ada upaya terus-menerus untuk menciptakan perpecahan di antara umat Islam, antara Syiah dan Sunni.

Dia lebih lanjut mencatat bahwa politisi AS telah meningkatkan desakan mereka pada perbedaan antara Sunni dan Syiah selama beberapa tahun terakhir sementara mereka menentang Islam pada prinsipnya dalam upaya untuk menciptakan perpecahan di antara umat Islam."(IT/TGM)

 
Comment