0
Monday 25 October 2021 - 13:45
Iran - AS dan Eropa:

Presiden Iran: AS dan Eropa dalam Krisis Pengambilan Keputusan

Story Code : 960369
Seyed Ebrahim Rayeesi- Iranian President
Seyed Ebrahim Rayeesi- Iranian President
"Kami berkomitmen pada apa yang kami janjikan, tetapi AS dan Eropa berada dalam krisis pengambilan keputusan," kata Rayeesi pada hari Minggu (24/10), saat berpidato di pertemuan Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Sayid Ali Khamenei dengan tamu Persatuan Islam Internasional ke-35. Konferensi diadakan di Tehran.
 
Dia juga merujuk pada pembicaraan Iran dengan kekuatan dunia, dan berkata, "Kami tidak menghubungkan ekonomi negara dengan negosiasi dan hal-hal seperti itu."
 
"Kebijakan luar negeri negara adalah untuk memiliki keterlibatan luas dengan dunia, khususnya dengan tetangganya," kata Raisi.
 
Pada tahun 2018, AS meninggalkan Rencana Komprehensif Aksi Bersama (JCPOA), perjanjian nuklir bersejarah yang telah dicapai antara Republik Islam dan kekuatan dunia tiga tahun sebelumnya.
 
Setelah meninggalkan kesepakatan, AS juga menerapkan kembali sanksi tidak manusiawi yang telah dicabut oleh perjanjian tersebut. Sekutu Washington dalam perjanjian itu—Inggris, Prancis, dan Jerman—telah tunduk di bawah tekanan AS, mengikuti garis sanksi dengan cermat.
 
Sejauh tahun ini, enam putaran negosiasi telah berlangsung di ibukota Austria untuk memeriksa prospek penghapusan sanksi. Pembicaraan diharapkan untuk melanjutkan di mana mereka pergi terakhir kali.
 
Pada hari Rabu, Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Mohammad Eslami mengecam Washington dan negara-negara Eropa untuk non-komitmen dan kelambanan mereka terhadap kesepakatan nuklir.
 
Eslami membuat pernyataan dalam pertemuan dengan Duta Besar Austria untuk Tehran Wolf Dietrich Heim.
 
“Hanya Republik Islam, yang secara sepihak berkomitmen pada kewajibannya untuk waktu yang lama,” kata Eslami.
 
Dia juga menunjuk pada upaya negara-negara barat untuk lebih menggambarkan Iran dalam bayangan buruk dengan terus-menerus menyalahkan Republik Islam atas serangkaian tindakan penanggulangan nuklir hukum yang telah diambil sebagai pembalasan atas pelanggaran kontraktual mereka.
 
“Hari ini, terdakwa yang sebenarnya telah mengambil sikap penggugat,” keluh Eslami. Dia menyarankan agar penandatangan JCPOA lainnya mencoba mendesak AS dan pihak-pihak Eropa untuk melanjutkan kewajiban mereka berdasarkan perjanjian tersebut.
 
“Jika semua pihak melanjutkan komitmen mereka, keinginan Iran untuk bernegosiasi sangat serius,” tambah pejabat itu.
 
Utusan Austria, pada bagiannya, menyatakan kesiapan Wina untuk melanjutkan kontribusinya dalam proses negosiasi.[IT/r]
 
Comment