Islam Times - Iran Menyerukan PBB untuk Menjelaskan Kejahatan Zionis Israel

Islamtimes - Perwakilan Iran di kantor PBB di Jenewa telah menyerukan untuk membedakan antara akun palsu dan asli, merujuk pada cerita tidak berdasar yang menyamakan korban kejahatan Zionis Israel dengan pelaku tindakan keji.

Ismail Baghaei Hamaneh, Wakil Tetap Iran untuk Markas Besar Eropa PBB di Jenewa, membuat pernyataan dalam pertemuan antara duta besar negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan anggota Komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia di Jenewa pada hari Jumat (19/11) untuk membahas kejahatan yang dilakukan oleh rezim zionis terhadap rakyat Palestina yang tertindas.

Laporan seperti itu yang menganggap korban kejahatan Israel di tempat yang sama dengan pelaku pelanggaran itu mengejutkan secara manusiawi, tidak berdasar secara hukum dan memalukan secara moral, Baghaei Hamaneh memperingatkan.

Komisi Hak Asasi Manusia PBB memiliki tanggung jawab historis untuk mencegah normalisasi pelanggaran sistematis hak asasi manusia oleh rezim apartheid Zionis Israel, katanya.

Utusan Iran mendesak peserta lain dalam pertemuan itu untuk menyerukan keadilan dan tidak membiarkan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan dan pelanggaran hak asasi manusia menjadi normal di seluruh dunia.

Mengingat fakta bahwa rezim Zionis terus melakukan kejahatan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dan wilayah lain di tanah yang diduduki, negara-negara Muslim menyerukan diadakannya sesi mendesak oleh Komisi Hak Asasi Manusia PBB, yang diadakan pada 27 Mei, 2021, mengeluarkan resolusi terhadap kejahatan Zionis Israel.

Menurut resolusi tersebut, sekelompok tiga pengacara internasional dari Afrika Selatan, India dan Australia telah ditugaskan untuk meninjau kejahatan Israel di wilayah Palestina.

Utusan dari Iran, Pakistan, Turki, Bangladesh, Malaysia, Maladewa, Mesir dan Palestina telah mendesak komisi PBB untuk meminta pertanggungjawaban Zionis Israel atas kejahatan tersebut.

Komisi Hak Asasi Manusia PBB dijadwalkan untuk melaporkan masalah ini pada Juni tahun depan.[IT/r]