0
Monday 10 January 2022 - 07:19

Terkait Ancaman Balas Dendam, AS Peringatkan Iran tentang 'Konsekuensi Berat' jika Warga Amerika Diserang

Story Code : 972784
Terkait Ancaman Balas Dendam, AS Peringatkan Iran tentang
"Jangan salah, Amerika Serikat akan melindungi dan membela warganya," kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dalam sebuah pernyataan, Minggu seperti dilansir newsweek. 

"Kami akan bekerja dengan sekutu dan mitra kami untuk mencegah dan menanggapi setiap serangan yang dilakukan oleh Iran. Jika Iran menyerang salah satu warga negara kami, termasuk salah satu dari 52 orang yang disebutkan namanya kemarin, itu akan menghadapi konsekuensi yang parah," tambahnya.

Pernyataan Sullivan muncul setelah Iran memberikan sanksi kepada lebih dari 50 orang Amerika pada hari Sabtu setelah peringatan kedua kematian Soleimani.

Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan lusinan sanksi baru dijatuhkan pada individu karena "peran mereka dalam kejahatan teroris Amerika Serikat terhadap Jenderal Qassem Soleimani dan rekan-rekannya yang syahid dan promosi terorisme dan pelanggaran hak asasi manusia."

Mereka yang terkena sanksi termasuk Jenderal Mark Milley, dan mantan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Robert O'Brien. Sanksi tersebut secara teknis dapat memungkinkan pihak berwenang Iran menyita aset apa pun yang dimiliki orang-orang itu di negara itu, tetapi langkah itu sebagian besar hanya dilihat sebagai simbolis, menurut Reuters.

Juga minggu ini, pemimpin Korps Pengawal Revolusi Iran bersumpah untuk membalas dendam atas pembunuhan sang jenderal. Berbicara pada peringatan kematiannya pada 3 Januari, Brigjen. Jenderal Esmail Ghaani memperingatkan bahwa "landasan untuk balas dendam yang keras" bisa datang dari "dalam" Amerika.

"Kami tidak perlu hadir sebagai pengawas di mana-mana, di mana pun diperlukan kami membalas dendam terhadap orang Amerika dengan bantuan orang-orang di pihak mereka dan di dalam rumah mereka sendiri tanpa kehadiran kami," tambah Ghaani, menurut outlet berita.

Soleimani, jenderal tertinggi negara dan komandan Pasukan Quds Iran, terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak pada tahun 2020 di bawah perintah kontroversial dari mantan Presiden Donald Trump.

Iran juga bergerak untuk memberikan sanksi kepada Trump dan beberapa pejabat pemerintah lainnya atas peran mereka dalam kematiannya tahun lalu. Awal pekan ini, presiden negara itu menyerukan agar Trump "dituntut dan dibunuh" atas pembunuhan itu.

Sullivan pada hari Minggu menambahkan bahwa sementara Gedung Putih dan Iran memiliki "ketidaksepakatan" tentang kebijakan, AS tetap "bersatu dalam tekad kami melawan ancaman dan provokasi."[IT/AR]
Comment