Islam Times - Media Israel: UEA Perluas Penggunaan Teknologi Pertahanan Udara Israel

IslamTimes - Uni Emirat Arab sedang mencari untuk memperluas persenjataan sistem pertahanan kontra-drone Zionis Israel, media Zionnis Israel melaporkan, mengklaim bahwa langkah tersebut mengikuti serangan pesawat tak berawak mematikan oleh revolusioner Yaman di Abu Dhabi hari Senin (17/1) lalu.

“Sebagai hasil dari serangan pesawat nir awak, UEA sekarang mencari untuk memperoleh sistem anti-drone baru buatan Israel,” lapor Ynet, menambahkan bahwa Abu Dhabi telah membeli dan menggunakan satu sistem tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

“Karena insiden yang terjadi minggu ini, mereka sekarang bertanya kepada kami apa yang dapat kami berikan kepada mereka sesegera mungkin dari daftar panjang sistem,” Itzik Huber, CEO Skylock Systems, bagian dari Avnon HLS Group, mengatakan .

Berbasis di entitas Zionis, Skylock Systems mengkhususkan diri dalam desain dan produksi teknologi untuk deteksi, verifikasi, dan netralisasi drone yang tidak sah. Teknologi perusahaan telah digunakan di 31 negara, termasuk Amerika Serikat dan, baru-baru ini, Maroko.

Huber mengklaim bahwa UEA akan dapat mencegah serangan Senin jika mereka memiliki sistem anti-drone di atau dekat bandara.

“Jika mereka menggunakan sistem seperti itu di sana, mereka akan tahu sebelumnya bahwa serangan akan datang,” tambahnya. “Bahkan jika Anda tidak dapat menghentikan serangan, mengetahui bahwa itu akan terjadi sangat penting karena Anda dapat memindahkan orang ke tempat perlindungan dan mencari cara untuk membela diri.”

Untuk menghentikan serangan drone, UAV harus dideteksi terlebih dahulu. Skylock mampu mendeteksi drone musuh dari jarak lebih dari 20 km, atau 12,4 mil, klaim Huber.

Angkatan Bersenjata Yaman meluncurkan lusinan drone dan rudal balistik di bandara Abu Dhabi dan Dubai, serta di kilang minyak Al-Musaffah di ibu kota Emirat, sebagai pembalasan atas agresi berkelanjutan UEA terhadap negara miskin Arab itu. Serangan itu menewaskan tiga orang dan melukai enam lainnya, kata polisi UEA. {IT/r]