Islam Times - OKI Dapat Berperan Kunci dalam De-eskalasi Riyadh-Tehran

Islam Times - Pembukaan kembali kantor perwakilan Iran di Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dianggap sebagai langkah positif untuk meredakan ketegangan Teheran-Riyadh, Kantor Berita AhlulBayt melaporkan pada hari Kamis.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh baru-baru ini mengumumkan bahwa tiga diplomat Iran telah dikirim ke ibukota Saudi Jeddah - markas permanen OKI - untuk melanjutkan pekerjaan mereka di organisasi penting Islam itu setelah enam tahun.

Kegiatan kantor perwakilan Iran di Jeddah terhenti pada tahun 2015 menyusul serbuan beberapa orang Iran ke kedutaan Saudi di Teheran dan konsulatnya di Mashhad, Provinsi Khorasan Razavi.

Meskipun, hubungan Teheran-Riyadh biasanya mempengaruhi interaksi Iran-OKI, organisasi tersebut mampu membuka jalan bagi dimulainya kembali hubungan antara kedua negara tetangga.

Kedua belah pihak telah memanfaatkan kapasitas organisasi yang diberi nama Organisasi Konferensi Islam itu untuk meningkatkan hubungan bilateral.

Iran menjadi tuan rumah KTT OKI ke-8 pada tahun 1997, ketika Abdullah bin Abdulaziz putra mahkota Arab Saudi berpartisipasi dalam KTT tersebut.

Perlu disebutkan bahwa meningkatkan konvergensi Islam di antara negara-negara anggota adalah salah satu dari tujuh tujuan pendirian organisasi.

Kini, kembalinya diplomat Iran di kantor perwakilan OKI Iran terjadi beberapa hari setelah utusan Teheran untuk Baghdad menyatakan bahwa pejabat Iran dan Saudi akan menggelar perundingan putaran kelima di ibukota Irak.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa keputusan untuk membuka kembali kantor perwakilan tersebut merupakan hasil pertama dari perundingan putaran keempat Iran-Arab Saudi untuk melanjutkan hubungan diplomatik dan meredakan ketegangan.

Terlepas dari kenyataan bahwa kedua negara telah berfokus pada pembukaan kembali kantor perwakilan Iran di Jeddah dalam fase negosiasi ini, Republik Islam berulang kali menyatakan bahwa mereka siap untuk melanjutkan hubungan penuh dengan kerajaan Saudi.

Presiden Iran Ebrahim Raisi menggarisbawahi dalam konferensi pers pertamanya di musim panas 2021 bahwa Republik Islam siap untuk membuka kembali kedutaannya di Arab Saudi dan bahwa langkah itu tergantung pada keputusan Saudi untuk mengadopsi sikap praktis.

Iran selalu menekankan koordinasi dan kolaborasi intra-regional untuk menjaga keamanan di kawasan.[IT/AR]