0
Wednesday 26 January 2022 - 19:43
Kesepakatan N Iran - P5+1:

Raisi: Penghapusan Sanksi Akan Membuka Ruang untuk Kesepakatan Apa Pun 

Story Code : 975695
Raisi: Penghapusan Sanksi Akan Membuka Ruang untuk Kesepakatan Apa Pun 
IslamTimes - Presiden Iran Sayyid Ebrahim Raisi mengatakan kesepakatan dengan para pihak dalam kesepakatan 2015 hanya mungkin jika sanksi kejam terhadap bangsa Iran dihapus.

“Jika para pihak siap untuk mencabut sanksi yang menindas terhadap rakyat Iran, ada ruang untuk kesepakatan apa pun,” kata Raisi dalam wawancara langsung di televisi pada hari Selasa (25/1).

Iran dan pihak-pihak lain dalam perjanjian 2015 sedang bernegosiasi di Wina, Austria, dengan tujuan membuat Amerika Serikat menghapus sanksi dan kembali mematuhi kesepakatan.

Republik Islam, bagaimanapun, tidak secara langsung bernegosiasi dengan Amerika Serikat sejak Washington secara sepihak meninggalkan kesepakatan pada 2018 dan mengembalikan sanksi yang telah dicabut kesepakatan itu.

Presiden Iran menegaskan kembali bahwa penghapusan sanksi dapat mengarah pada kebangkitan kembali perjanjian tersebut. “Jika pihak lain menghapus sanksi, akan ada kemungkinan untuk menghidupkan kembali pakta tersebut.”

Presiden Iran, bagaimanapun, menegaskan bahwa tidak semuanya bergantung pada negosiasi. “Kami akan mengejar negosiasi, tetapi negosiasi tidak menyelesaikan segalanya.”

Selain berusaha menghapus sanksi, pemerintah juga berusaha “menetralkan sanksi,” kata Raisi, seraya menambahkan bahwa hubungan ekonomi yang baik dengan tetangga merupakan salah satu cara untuk meniadakan larangan tersebut.

Dia menambahkan bahwa pemerintahannya bertekad untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan komersial Iran dengan negara-negara asing, yang menurutnya tidak semaju ikatan politiknya.

“Kita harus membangun semacam [bentuk] keseimbangan dalam hubungan luar negeri negara,” kata Raisi.

Misalnya, negara itu dapat membuka kapasitas ekonomi dan perdagangan yang besar dalam hubungannya dengan 15 negara tetangganya, presiden Iran menggarisbawahi.

Dia mengatakan perjalanannya baru-baru ini ke Tajikistan diikuti oleh peningkatan tiga kali lipat dalam volume hubungan bisnis bilateral.

Raisi mengatakan perjalanannya ke Turkmenistan dan Azerbaijan juga membawa perkembangan positif dalam hubungan ekonomi Republik Islam dengan republik-republik bekas Soviet.

Dengan cara yang sama, volume hubungan ekonomi sekitar $3 miliar dengan Rusia dapat ditingkatkan hingga $10 miliar, katanya.

Mengenai perjalanannya ke Rusia baru-baru ini, Raisi mengatakan pertemuan dengan timpalannya dari Rusia Vladimir Putin di Moskow menampilkan diskusi mengenai isu-isu bilateral dan regional "dengan kepentingan nasional masing-masing negara sebagai pusatnya."

Perjalanan itu, kata Raisi, harus menghasilkan perluasan hubungan bilateral di bidang-bidang seperti energi, pertanian, dan industri.

"Ekspor produk pertanian [Iran] dan impor komoditas strategis dari Rusia, mengingat kemungkinan penghapusan tarif [perdagangan], termasuk di antara masalah yang dibahas," tambahnya.

Raisi mengatakan kunjungan itu "disertai dengan senyum, tetapi senyum saja tidak melakukan apa pun yang menguntungkan orang-orang. Interaksi dengan dunia dan perjalanan [seperti ini] harus menghasilkan pengembangan [pihak-pihak terkait] bidang energi, industri, dan kehidupan masyarakat."

Presiden Iran mencatat bahwa kedua belah pihak membahas "perlunya mematahkan dominasi dolar AS pada interaksi moneter dan keuangan negara-negara.

"Tuan Putin dan saya sepakat bahwa banyak transaksi komersial antara kedua belah pihak dapat dilakukan dengan menggunakan mata uang nasional [masing-masing pihak]," kata Raisi. [IT/r]
Comment