0
Wednesday 18 May 2022 - 03:47
Eropa dan Gejolak Ukraina:

Hungaria Peringatkan 'Era Resesi' Di Eropa di Tengah Krisis Energi  dan Inflasi Melonjak

Story Code : 994765
Hungaria Peringatkan
Mengambil sumpah jabatannya pada hari Selasa (17/5), beberapa minggu setelah pemilihan, Orban mengecam Uni Eropa dan mengatakan aliansi itu "menyalahgunakan kekuasaannya hari demi hari" dengan mendorong kembali kedaulatan negara-negara anggota.

Dia menganggap aliansi bertanggung jawab atas krisis energi di Eropa, dengan mengatakan perang dan kebijakan sanksi Eropa sebagai tanggapan telah "menciptakan krisis energi."

“Krisis energi dan kenaikan suku bunga di AS bersama-sama membawa era inflasi tinggi. Semua ini akan membawa era resesi ketika penurunan output ekonomi, stagnasi, dan sedikit peningkatan output akan mengikuti satu sama lain di Eropa,” Orban memperingatkan.

Dia mengatakan Bank Nasional Hongaria dan pemerintah perlu bekerja sama dan mengoordinasikan jadwal untuk mengekang inflasi.

"Kami akan menyelaraskan langkah-langkah ini ... kami akan mengambil tindakan hati-hati tetapi tegas untuk mengatur harga," kata perdana menteri dalam pidatonya di depan parlemen.

Menurut perkiraan ekonomi oleh Komisi Eropa [EC], pertumbuhan PDB Hongaria akan melambat menjadi 3,6 persen tahun ini dari 7,1 persen pada 2021, sementara inflasi rata-rata akan mencapai 9 persen pada akhir tahun ini.

Laporan oleh Komisi Eropa, yang diterbitkan pada hari Senin, juga memperkirakan bahwa inflasi akan melonjak menjadi 6,8 persen di Uni Eropa dan zona euro tahun ini, dengan beberapa negara Eropa tengah dan timur kemungkinan akan mengalami kenaikan harga dua digit pada tahun 2022.

"Tidak ada keraguan bahwa ekonomi UE sedang melalui periode yang sulit karena perang Rusia melawan Ukraina, dan kita telah merevisi perkiraan kita ," kata Wakil Presiden Komisi Eropa Valdis Dombrovskis.

"Faktor negatif yang paling penting adalah melonjaknya harga energi, yang mendorong inflasi ke tingkat rekor dan membebani bisnis dan rumah tangga Eropa," tambahnya.

Brussel telah memangkas perkiraan pertumbuhannya dan menurut laporan tersebut, baik Uni Eropa maupun zona euro akan berkembang sebesar 2,7 persen tahun ini, meskipun ekspektasi sebelumnya sebesar 4 persen.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (16/5), komisaris ekonomi Komisi Eropa Paolo Gentiloni mengatakan konflik baru-baru ini di Ukraina "membebani pemulihan ekonomi Eropa."

“Perang telah menyebabkan lonjakan harga energi dan selanjutnya mengganggu rantai pasokan sehingga inflasi sekarang ditetapkan untuk tetap lebih tinggi lebih lama,” tambahnya.[IT/r]
Comment