Islam Times - Video 'Simulasi Serangan Iran' di Pangkalan AS Muncul Di Tengah Peringatan 1 Tahun Pembunuhan Soleimani

Video 'Simulasi Serangan Iran' di Pangkalan AS Muncul Di Tengah Peringatan 1 Tahun Pembunuhan Soleimani

IslamTimes - Sebuah video yang tampaknya menunjukkan serangan simulasi oleh pasukan Iran terhadap pangkalan militer AS telah muncul di YouTube. Video itu muncul sehari sebelum peringatan pertama pembunuhan Qasem Soleimani, kepala Pasukan Quds elit Korps Garda Revolusi Islam.

Pada hari Sabtu (2/1), Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk pembunuhan AS atas jenderal Iran Qasem Soleimani, pada 3 Januari 2020 sebagai "tindakan teror", berjanji bahwa Tehran akan membawa semua yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu ke pengadilan.

Rekaman yang dihasilkan komputer selama 139 detik, dijuluki "The Great Revenge", dimulai dengan apa yang tampak seperti serentetan rudal menuju pangkalan di daerah yang tidak diketahui. Beberapa burung pemangsa juga terlihat menyerang tentara AS saat asap mengepul dari berbagai bagian pangkalan.

Klip diakhiri dengan apa yang tampak seperti Presiden Donald Trump sedang menyampaikan pidato di Kongres ketika seorang tentara Amerika yang tewas terlihat di dekat mimbar.

Video itu dirilis saat Kementerian Luar Negeri Iran mengecam pembunuhan Soleimani sebagai "tindakan teror yang mendambakan", berjanji dalam tweet bahwa Tehran "tidak akan beristirahat" sampai membawa orang-orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan itu ke pengadilan.

Kementerian Luar Negeri lebih lanjut menekankan serangan pesawat nir awak yang menewaskan jenderal itu sendiri merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, serta kedaulatan Irak, tempat serangan itu dilakukan.

Pernyataan itu menyusul Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Baqeri pada Kamis (31/12) menegaskan bahwa tidak ada "tanggal kedaluwarsa" untuk membalas dendam pada pembunuh Soleimani, menambahkan bahwa penarikan Amerika dari Timur Tengah tidak bisa dihindari.

Pernyataan Baqeri muncul setelah para pejabat Iran menggambarkan serangan rudal balistik di pangkalan AS di Irak pada 8 Januari 2020 sebagai "tamparan pertama" balas dendam.

Pada saat yang sama, Republik Islam berhenti mengancam pembunuhan langsung seorang pejabat militer atau politisi AS, dengan para pejabat memperjelas bahwa tidak ada orang yang memiliki kedudukan yang sama untuk "memberi kompensasi" atas kematian Soleimani.

Pembunuhan Soleimani Jenderal tersebut, bersama dengan komandan senior milisi Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, tewas dalam serangan pesawat nir awak AS di mobil mereka di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari 2020. Serangan itu, diperintahkan oleh Presiden Trump, semakin meningkatkan ketegangan antara Teheran dan Washington.

Yang terakhir telah mendidih sejak penarikan sepihak Amerika dari kesepakatan nuklir Iran 2015, juga dikenal sebagai Rencana Komprehensif Aksi Bersama (JCPOA), dan penerapan kembali sanksi ekonomi yang ketat terhadap Republik Islam pada Mei 2018.

Sebagai komandan Pasukan Quds Iran, Soleimani diketahui terlibat dalam serangkaian operasi anti-terorisme di Timur Tengah, secara singkat bergabung dengan AS dalam perangnya melawan Taliban di Afghanistan pada 2001. Ia juga membantu pemerintah Suriah dalam perangnya melawan milisi jihadis di tahun 2010-an.[IT/r]