QR CodeQR Code

Krisis Suriah

Jurnalis Jerman: Oposisi Bersenjata di Suriah akan Gagal

5 Jul 2013 01:03

Islam Times- Tentu saja hampir mustahil membawa kelompok Salafi bersama dengan para aktivis hak-hak sipil karena mereka memiliki pemahaman yang sama sekali berbeda tentang bagaimana suatu masyarakat harus dibangun.



Jurnalis dan redaktur majalah Jerman, Manuel Ochsenreiter adalah pemimpin redaksi majalah bulanan Jerman, ZUERST dan sering menulis untuk jurnal dan majalah lain di Jerman. Dia menghabiskan beberapa minggu di Suriah tahun lalu dan mengirim laporan khusus Pertempuran Damaskus dan perkembangan lain di negara itu.

Berikut teks wawancara dengan Ochsenreiter tentang situasi di Suriah, hubungannya antara Tentara Bebas (FSA) dan kekuatan asing serta prospek kerusuhan di negara itu.

Pertanyaan (P): Anda baru saja ke Suriah dan menyaksikan situasi pertempuran di negara yang dilanda krisis itu. Kenapa Anda berpikir negara-negara seperti Turki, Arab Saudi dan Qatar mendukung, mendanai dan mempersenjatai para pemberontak yang berniat men-disintegrasi pemerintah Suriah dan menghapus kekuasaan Presiden Bashar al-Assad?

Jawab (J): Saya berada di Damaskus bulan Juli 2012 ketika "Pertempuran Damaskus" terjadi. Media massa Barat mengklaim bahwa ibukota Suriah dikepung oleh puluhan ribu pejuang FSA dan kota itu akan segera jatuh. [Tapi] tak ada yang benar tentang laporan tersebut. [Memang] ada kegiatan teroris di beberapa pinggiran kota, tapi bukan sesuatu seperti "pengepungan" atau "pertempuran" nyata. Pejuang teroris menyusup ke pinggiran dan beberapa bagian kota dan menembak penduduk sipil serta pasukan keamanan Suriah. Saya bersama Tentara Suriah di lingkungan Al-Midan saat beberapa anggota FSA berperang melawan tentara. Dan aku melihat pejuang FSA non-Suriah jatuh bergelimpangan di jalanan.

Bukan rahasia lagi bahwa Suriah hari ini menjadi semacam gangguan [bagi rezim Arab tertentu] di wilayah tersebut. Karena Damaskus adalah sekutu penting bagi negara yang jauh lebih mengganggu di wilayah ini, Republik Islam Iran. Untuk Arab Saudi dan monarki Sunni lainnya, "Arab Spring" merupakan kesempatan besar untuk mendapat banyak pengaruh dengan mendukung kelompok Sunni radikal di semua negara di mana protes ini telah berlangsung (di Tunisia, Libya dan Mesir). Mereka mencoba menerapkan plot yang sama di Suriah tapi dengan cara-cara damai hal itu tidak berhasil. Jadi mereka membiayai dan mempersenjatai milisi serta membayar tentara bayaran.

Turki memiliki agenda geopolitik sendiri di wilayah tersebut. Mimpi Ottoman baru menjadi alasan negara itu. Hal itu berkisar tentang pengaruh di wilayah dan menjadi kekuatan utama. Turki serta Arab Saudi dan negara-negara Teluk Persia lainnya adalah mitra dari (Turki juga anggota NATO, seperti yang kita semua tahu). Dan Barat juga cukup keras terhadap Tehran. Jadi Anda lihat, di Suriah, kepentingan umum Barat dan monarki Sunni datang bersama-sama. Suriah, negara sekuler yang diperintah oleh seorang presiden Alawit dan sekutu dekat Rusia tidak cocok dalam jenis rencana "Timur Tengah Baru".

P: Ada rumor bahwa Al-Qaeda terlibat dalam konflik di Suriah dan beberapa ulama tinggi telah mengarahkan serangan terhadap wilayah sipil sebagaimana serangan terhadap pangkalan militer. Bahkan dilaporkan bahwa saudara Ayman Al-Zawahiri, komandan Al-Qaeda di Suriah telah ditangkap di kota Daraa. Apa pandangan Anda tentang kolaborasi Al-Qaeda dengan teroris dan pemberontak? Dengan cara apa Al-Qaeda memperoleh keuntungan dari kerusuhan dan ketidakstabilan di Suriah?

J: Ini bukan hanya rumor. Grup yang terkait dengan Al-Qaeda telah mengaku berjuang bersama FSA, sebuah "Jihad" terhadap pemerintah Suriah. Dalam kenyataan, apa artinya menculik dan membunuh warga sipil, aparat keamanan dan otoritas agama, dan menempatkan bom di wilayah sipil.

Kelompok-kelompok seperti Al-Qaeda juga milisi bersenjata lainnya telah menyusup ke Suriah selama satu tahun terakhir, sekarang melawan perang proxy kekuatan-kekuatan besar. Untuk Ankara, Riyadh, Washington atau Doha, jauh lebih nyaman dan murah menggunakan (atau melecehkan) para pelaku pemberontakan daripada harus perang konvensional terhadap Damaskus. Anda selalu memiliki pasokan orang dan senjata. Anda hanya harus membayar dan memberi dukungan intelijen, logistik dan pelatihan. Kelompok-kelompok seperti al-Qaeda ini mengikuti agenda ideologis yang sama sekali berbeda. Bahkan bisa saja bertentangan dengan [ideologi] pensuplai dana mereka. Sebagai contoh, bagi otoritas al-Qaeda, Barat adalah "idiot yang berguna" dengan membuat mereka kuat. Sedang pejabat Barat berpikir sama juga bahwa pejuang al-Qaeda adalah "idiot yang berguna." Hasil akhirnya adalah apa yang kita saksikan di negara-negara seperti Afghanistan, dimana Barat mendukung radikal milisi Sunni melawan pendudukan Soviet.

Setidaknya, kita tak boleh lupa menyebutkan poin penting lain: pemberontak umumnya tidak menghormati hukum apapun dalam perang. Secara defenisi, mereka adalah penjahat. Mereka membunuh, menyiksa, dan meneror penduduk. Bahkan tentara reguler terburuk dan terorganisir sekalipun memiliki beberapa instrumen dan mekanisme untuk melakukan kejahatan perang di barisan mereka sendiri. Ada standar baku tentang bagaimana memperlakukan tawanan perang, bagaimana menyelamatkan nyawa dan barang warga sipil dan bagaimana menjaga perang agar terjadi di luar wilayah sipil. Tapi tak satu pun dari mekanisme ini ada dalam kelompok-kelompok seperti milisi al-Qaeda. Mereka adalah "bulldozer" perang, dan negara-negara yang mendukung geng milisi ini tetap menjaga "kesucian" mereka.

P: Ada berita bahwa Arab Saudi telah mengirim ke Suriah sejumlah besar penjahat berbahaya, termasuk pembunuh dan tawanan yang telah dijatuhi hukuman mati untuk ikut serta dalam kegiatan teroris terhadap para pendukung Presiden Assad dan bahkan warga biasa. Kita telah melihat di beberapa saluran TV rekaman bagaimana penjahat Sudan, Yaman dan Saudi memenggal kepala rakyat Suriah dan melakukan kekejaman lainnya. Apa pendapat Anda tentang itu?

J: Di rumah sakit militer Damaskus, di mana saya mengunjungi dan mewawancarai seorang Tentara yang cedera dengan sangat mengerikan, seorang perwira muda berkata pada saya, "Kami melawan seluruh dunia." Dan tentara ini bercerita tentang pemberontak yang bahkan tak berbicara bahasa Arab. Teroris dari Kaukasus sekarang berada di Suriah sebagaimana warga Sudan, Afrika, Pakistan dan Afghanistan Utara.

Strategi menggunakan penjahat sebagai pemberontak bukan hal baru. Di hampir semua perang di masa lalu, penjahat yang telah dijatuhi hukuman mati selalu memiliki peran. Bagi Arab Saudi, hal ini memiliki manfaat praktis. Mereka menyingkirkan penjahat mereka ke suatu tempat yang jauh. Populasi sipil di Suriah merasa ngeri mendengar berita bahwa pembunuh brutal dan pemerkosa sedang menuju rumah mereka. Dan ini mungkin menjadi alasan bahwa para penjahat itu adalah pejuang tanpa lobby. Tak seorang pun di Arab Saudi peduli ketika mereka dibunuh atau ditangkap oleh Tentara Suriah. Tidak akan ada diplomat yang mencoba membebaskan mereka. Jadi kita tidak terlalu heran ketika kita saksikan hasilnya, warga sipil Suriah dan tentara dibantai, dipenggal dan disiksa dengan brutal.

P: Apa pendapat Anda tentang pidato Presiden Assad hari Minggu? Para tokoh oposisi langsung bereaksi dan mengatakan bahwa hal bukan barang baru baru. Menteri Luar Negeri Inggris juga menuduh Presiden Assad membunuh rakyatnya sendiri dan menyebut pidatonya munafik. Sementara Presiden Assad menjanjikan reformasi dalam struktur politik negara dan menyerukan referendum publik dan pembentukan parlemen dalam sambutannya. Apa pandangan Anda tentang itu?

A: Menurut pendapat saya, Presiden Assad telah mengatakan apa yang harus dikatakan dalam situasi ini. Saya tidak akan terlalu menanggapi reaksi "oposisi" dan politisi Barat. Kemungkinan, deklarasi mereka sudah diketik sebelum Assad memulai pidatonya. Ketika berbicara tentang kemunafikan, para politisi Barat benar-benar ahli. Mereka mengklaim bahwa mereka menginginkan perubahan rezim di Suriah untuk hak-hak sipil dan hak asasi manusia, namun pada saat yang sama mereka mendukung monarki absolut terbelakang Arab Saudi. Jadi kenapa kita harus mendengarkan kata-kata mereka?

Presiden Suriah akan diukur dengan janji-janji yang dibuatnya dalam pidato hari Minggu itu. Saya pribadi tahu banyak warga Suriah yang sangat kritis terhadap pemerintah mereka sebelum krisis terjadi. Menurutku, merekalah "oposisi". Mereka mengkritik terutama korupsi yang terjadi di Suriah. Sejak perang pecah mereka malah mendukung pemerintah dan tentara mereka dalam perang melawan teroris asing. Mereka berharap ketika krisis berakhir, pemerintah Suriah akan memenuhi janjinya.

P: Amerika Serika tak mampu mempertemukan dan menyatukan fraksi oposisi yang berbeda dan para penentang Presiden Assad, terutama dalam konferensi Doha dan Friends of Suriah di Paris. Amerika juga gagal menghubungkan kelompok-kelompok Salafi Jihadi dalam pasukan koalisi dan tampaknya ada keretakan yang tumbuh di antara kelompok oposisi yang berbeda. Apa pendapat Anda dalam hal ini? Apakah Amerika Serikat berhasil mewujudkan tujuan ini?

J: "Sahabat Suriah" yang memliki eksistensi Suriah tidak perlu musuh lain lagi. Tampaknya kebijakan FSA sangat kacau. Dalam konstruksi "FSA" ini, begitu banyak kelompok dan fraksi berbeda yang berjuang. Dan sangat sulit membawa mereka bersama karena mereka akan mulai berperang melawan satu sama lain segera setelah musuh bersama mereka hilang dari pandangan. Tentu saja hampir mustahil membawa kelompok Salafi bersama dengan para aktivis hak-hak sipil karena mereka memiliki pemahaman yang sama sekali berbeda tentang bagaimana suatu masyarakat harus dibangun.

Kekuatan Barat mencoba menempatkan semua kelompok ini bersama-sama di satu garis depan, mencoba memaksa mereka dalam beberapa permainan demokrasi barat dengan satu sama lain. Tapi pada akhirnya, dan ini tampak jelas, orang-orang brutal dengan senjata terbesar akan menjadi pemimpin; bukan mereka yang pinter berbicara, penulis dan filsuf yang canggih yang direkomendasikan Washington, Paris dan London memimpin di posisi terdepan. Jadi AS telah gagal dan setiap proyek barat untuk "mengatur" "oposisi bersenjata" di Suriah telah gagal. Kenapa? Karena pejuang "oposisi" itu tidak ada hubungannya dengan orang-orang di dalam Suriah yang mungkin memiliki beberapa kritik terhadap pemerintah mereka dan sekarang mendukung tentara mereka melawan para pemberontak dan teroris.

P: Apa pandangan Anda tentang peran Israel dalam menghasut kerusuhan di Suriah? Dikatakan bahwa senjata dan amunisi Israel terlihat berada di tangan para teroris dan pemberontak. Upaya apa yang dibuat Israel dalam rangka memecah Suriah sebagai bagian integral dari garis depan perlawanan?

J: Suriah benar-benar merupakan pemain lama di garis depan perlawanan terhadap Israel, dan menjadi pendukung terkenal Hizbullah Libanon, dan bekas "tanah air" pejabat tinggi Hamas di Damaskus seperti Khalid Mashaal serta kelompok perlawanan Palestina lainnya dan disebut sebagai sekutu dekat Iran. Suriah mungkin telah dilihat Israel sebagai negara kunci perlawanan. Strateginya mungkin [begini], setelah Suriah jatuh, perlawanan juga akan jatuh.

Sementara itu, situasi strategis telah berubah. Suriah tak juga jatuh dan mampu membela dirinya sendiri, sementara tentara bayaran asing radikal menyusup di hampir semua perbatasan. Mungkin Tel Aviv mencoba mendukung beberapa kelompok dengan senjata dan intelijen. Dan seperti yang Anda katakan, dilaporkan bahwa senjata Israel ditangkap di Suriah oleh pasukan keamanan.

Dari sudut pandang Israel, Republik Arab Suriah adalah musuh, musuh dengan tentara reguler dan dengan struktur dan hirarki yang jelas. Anda dapat membuat perjanjian gencatan senjata dan mengandalkan sisi lain. Tapi apa yang terjadi ketika Suriah menjadi negara gagal? Dengan siapa akan mereka berbicara? Dengan siapa akan bernegosiasi? Negosiasi pemerintah Suriah tentang gencatan senjata dengan FSA menunjukkan bahwa hal itu tak akan sukses karena hampir setiap milisi bersenjata bertindak sendiri. Jadi dalam kasus kegagalan Suriah, akan ada banyak panglima perang berbeda dengan milisi mereka. Kekosongan kekuasaan di pusat Timur Tengah itu akan diisi oleh orang-orang dengan senjata terbesar. Tel Aviv kemudian mungkin akan membuat perjanjian mahal dengan 99% dari para pemimpin milisi, tapi setidaknya satu % akan menembakkan roket ke Israel dan mengirim gerilyawan. [IT/BH/NTA]


Story Code: 279709

News Link :
https://www.islamtimes.org/id/interview/279709/jurnalis-jerman-oposisi-bersenjata-di-suriah-akan-gagal

Islam Times
  https://www.islamtimes.org