0
Wednesday 23 May 2018 - 08:30
Kesepakatan Nuklir Iran dan P5+1:

Shamkhani: Kehadiran Penasihat Militer Iran di Irak dan Suriah Untuk Memerangi Terorisme

Story Code : 726726
Ali Shamkhani, Secretary of Iran
Ali Shamkhani, Secretary of Iran's Supreme National Security Council
Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi (SNSC) Ali Shamkhani membuat komentar pada hari Selasa (22/5) setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada hari Senin (21/5) bahwa Washington akan meningkatkan tekanan keuangan terhadap Iran dengan memberlakukan "sanksi terkuat dalam sejarah" di Republik Islam jika Tehran menolak untuk mengubah arah kebijakan luar negerinya dan domestiknya.

Shamkhani mengatakan dunia menegaskan bahwa Iran telah memainkan peran utama dalam mencegah perluasan Daesh di Irak, Suriah, Lebanon dan bahkan Eropa.

    "Kemarahan Amerika Serikat dan sekutu negara ini, yang merupakan pencipta dan sponsor utama terorisme Takfiri dan pecundang terakhir di medan perang ini, dapat dimengerti," tambah sekretaris SNSC.

Dia menekankan bahwa upaya "sia-sia" AS untuk membatasi kekuatan Republik Islam menunjukkan kelemahan Washington dan merupakan indikasi yang jelas dari kekuatan Iran di arena domestik dan asing.

Di tempat lain dalam sambutannya, pejabat senior Iran mengatakan hak pengayaan Republik Islam telah secara resmi diakui dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231.

    Kelanjutan program nuklir Iran telah digariskan dalam perjanjian nuklir internasional, Shamkhani mengatakan, menambahkan, "Dokumen ini telah ditutup dan negosiasi nuklir tidak akan pernah terbuka lagi dalam kondisi apapun."

Dia mencatat bahwa Presiden AS Donald Trump membuat keputusan untuk menarik Washington keluar dari kesepakatan nuklir karena dia membayangkan bahwa ini dapat memaksakan kondisinya di Eropa dan memenangkan dukungan rakyat Amerika, tetapi baik Eropa maupun negara lain tidak mendukungnya.[IT/r]
Comment