0
Sunday 22 June 2014 - 14:45
Hegemoni Global AS

AS, Turki, & NATO Terapkan "Skenario Suriah" di Irak

Story Code : 394227
Turki dan NATO
Turki dan NATO

Sejumlah komentator mengatributkan deru laju kawanan jihadis ISIS di Irak pada Izzat Ibrahim al-Douri, tokoh terkemuka Ba'athist.

Dalam budaya Irak, tidak mungkin seorang pemimpin Ba'athist (yang sekuler) memutuskan untuk membela dirinya dengan secara objektif mendukung kelompok keagamaan sektarian.

Masalahnya, al-Douri dilaporkan telah meninggal dunia akibat leukemia pada 2005, dan sejak itu foto dirinya tidak pernah muncul. Ia [jika masih hidup] sekarang akan berusia 72 tahun.

Kenyataan sebenarnya di lapangan, AS, Turki, dan NATO (tentunya juga Arab Saudi) sedang menjalankan skenario untuk menginvasi dan mencabik-cabik Irak sebagaimana yang pernah diterapkan pada negara tetangganya, Suriah, berdasarkam serangkaian bukti berikut:

1. Gubernur provinsi Nineveh, Atheel al-Nujaifi, membuka pintu bagi kawanan jihadis, seraya memerintahkan tentara untuk membubarkan diri, dan mendesak warganya untuk menyerah.

Awal bulan ini, Atheel al-Nujaifi berada di Turki. Di negara pengacau itu, ia diterima langsung oleh Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan dan Hakan Fidan, kepala MIT (Badan Intelijen Nasional).

2. Media-media Atlantik dan Teluk mulai menggambarkan peristiwa di Irak sebagai pemberontakan terhadap pemerintah al-Maliki. Dari sudut ini, ISIS dilukiskan sebagai salah satu dari banyak komponen besar Gerakan Populer "Sunni" (yang mutlak palsu). Oleh karena itu diharapkan bahwa media yang sama akan segera menjual citra bahwa beberapa pejabat administrasi korup yang menyambut kawanan jihadis brutal itu merupakan bagian dari "oposisi moderat".

Hal ini mencerminkan model komunikasi yang pernah diterapkan di Suriah, di mana para anggota Koalisi Nasional bayaran dihadirkan sebagai pihak yang membentuk "oposisi moderat" kendati mereka mendukung kawanan jihadis.

3. Meskipun bermusuhan dengan Ayman al-Zawahiri dan mengalami keretakan dengan al-Qaeda, ISIS melaksanakan perintah yang diberikan pemimpin al-Qaeda pada 2 Mei 2014 dan menyerang Irak. Tentara privat ini dengan demikian dapat dimasukkan kembali dalam daftar jaringan teroris internasional.

4. Relokasi pasukan utama ISIS dari Suriah ke Irak telah melemahkan posisinya dalam wilayah Suriah. Untuk membuatnya lebih [lemah], tentara Arab Suriah telah melancarkan serangan di kota Raqqa, yang dikepung para jihadis sejak Maret 2013--dan sejauh ini meraih serangkaian keberhasilan gemilang dan total.

5. Amerika Serikat menarik dukungan terhadap ISIS di situs internet pada 19 Juni 2014. Google telah menghapus aplikasi "Dawn victories" dari platform Google Play, di mana lewat aplikasi itu, pengumuman jihad dapat diterima secara real-time. Youtube menutup saluran TV "Conquest of Jerusalem", sementara Twitter telah menutup beberapa akun yang terkait dengan ISIS. (IT/VN/rj)
Comment