0
Friday 2 September 2022 - 21:31

Afghanistan: Ledakan Mematikan Menghantam Masjid Herat

Story Code : 1012406
Local police in Herat (DW).
Local police in Herat (DW).
Sebuah ledakan mengguncang masjid Guzargah di kota Herat di Afghanistan barat, kata polisi pada hari Jumat. Setidaknya satu ulama pro-Taliban profil tinggi tewas serta beberapa warga sipil.

Pejabat setempat mengatakan sedikitnya 18 orang tewas dan 21 orang terluka.

"Mujib Rahman Ansari, dengan beberapa pengawalnya dan warga sipil, tewas dalam perjalanan menuju masjid," kata juru bicara kepolisian Herat, Mahmood Rasoli seperti dilaporkan Deutsche Welle.

Rasoli menambahkan bahwa Ansari diserang oleh seorang pembom bunuh diri dalam perjalanan ke masjid dari rumahnya.

Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid, dalam sebuah Tweet menyatakan "belasungkawa yang kuat" atas kematian Ansari dan mengatakan penyerangnya akan dihukum.

Pada bulan Juli, dalam pertemuan keagamaan di Kabul, Ansari menyerukan agar mereka yang melakukan "tindakan terkecil melawan pemerintah Islam kita" untuk dipenggal.

"Bendera (Taliban) ini tidak mudah dikibarkan, dan tidak akan diturunkan dengan mudah," katanya.

Taliban mengklaim mereka telah meningkatkan keamanan di negara itu sejak mengambil alih kekuasaan sekitar setahun yang lalu, tetapi ada beberapa serangan besar dalam beberapa bulan terakhir, beberapa di antaranya menargetkan masjid-masjid yang sibuk selama salat.


Serangan terhadap masjid meningkat
Tidak ada klaim pertanggungjawaban segera tetapi serangan masjid sebelumnya telah diklaim oleh kelompok ekstremis "Negara Islam". 
Kelompok ini telah melakukan serangkaian serangan terhadap agama dan etnis minoritas di Afghanistan, serta target Taliban.

Ansari adalah ulama pro-Taliban kedua yang tewas dalam ledakan dalam waktu kurang dari sebulan, setelah Rahimullah Haqqani meninggal dalam serangan bunuh diri di madrasahnya di Kabul.

Haqqani dikenal karena pidato kemarahannya terhadap IS, yang kemudian mengaku bertanggung jawab atas kematiannya. Dia juga berbicara mendukung anak perempuan yang diizinkan bersekolah di sekolah menengah, meskipun pemerintah melarang mereka menghadiri kelas di sebagian besar provinsi.[IT/AR]
Comment