0
Saturday 10 December 2022 - 03:52
Invasi Saudi Arabia di Yaman:

Wakil PM: Opsi Militer Melawan Blokade Habis-habisan di Yaman di Atas Meja 

Story Code : 1029374
Wakil PM: Opsi Militer Melawan Blokade Habis-habisan di Yaman di Atas Meja 
“Mengingat kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi PBB yang berakhir pada 2 Oktober dan situasi saat ini, yang bukan damai atau perang, koalisi agresi yang dipimpin Saudi terus maju dengan kampanye mengerikan dalam mengejar tujuannya,” Jalal al -Rowaishan mengatakan kepada jaringan televisi al-Masirah Yaman pada hari Kamis (8/12).

Dia menggarisbawahi bahwa Angkatan Bersenjata Yaman dan pejuang dari Komite Populer bersekutu tidak akan ragu untuk menggunakan kekuatan militer melawan aliansi yang dipimpin Riyadh, menyatakan bahwa semua opsi yang tersedia muncul dari fakta bahwa bangsa Yaman berada dalam keadaan membela diri.

Al-Rowaishan memperingatkan koalisi pimpinan Saudi bahwa opsi militer ada di atas meja jika blokade ekonomi Yaman berlanjut, dan rezim Riyadh menolak untuk segera mencabut semua pembatasan wilayah udara untuk memungkinkan Bandara Internasional Sanaa dibuka kembali. tanpa penundaan lebih lanjut.

Wakil perdana menteri Yaman akhirnya menggambarkan kekalahan bangsa Yaman melalui blokade dan perang ekonomi sebagai mimpi pipa, yang sama sekali tidak mungkin tercapai.

Pekan lalu, Juru Bicara Angkatan Bersenjata Yaman Brigadir Jenderal Yehya Saree mengatakan negara itu telah mencapai tingkat kemampuan militer yang memungkinkannya menanggapi agresi musuh dengan daya tembak yang luar biasa.

“Dulu, musuh biasa membom Sanaa dan provinsi lain. Sekarang, bagaimanapun, kami mampu membalas setiap serangan dengan lusinan rudal dan drone,” kata al-Masirah mengutip Brigadir Jenderal Saree pada hari Minggu.

Angkatan Bersenjata Yaman sekarang siap untuk menanggapi segala macam serangan dan telah berhasil "menciptakan persamaan [baru] dalam keseimbangan ketakutan dan teror dengan musuh," tambahnya.

Arab Saudi melancarkan perang dahsyat di Yaman pada Maret 2015 bekerja sama dengan sekutu Arabnya dan dengan dukungan senjata dan logistik dari AS dan negara-negara Barat lainnya.

Tujuannya adalah untuk menginstal ulang rezim Abd Rabbuh Mansour Hadi yang ramah-Riyadh dan menghancurkan gerakan perlawanan Ansarullah, yang telah menjalankan urusan negara tanpa adanya pemerintahan fungsional di Yaman.

Sementara koalisi yang dipimpin Saudi gagal memenuhi salah satu tujuannya, perang telah menewaskan ratusan ribu orang Yaman dan melahirkan krisis kemanusiaan terburuk di dunia.[IT/r]
Comment