AS Menunjuk Kelompok Wagner Rusia Sebuah Entitas Kriminal Transnasional

Wagner "adalah organisasi kriminal yang terus melakukan kekejaman yang meluas dan pelanggaran hak asasi manusia," kata juru bicara "Keamanan Nasional" Gedung Putih John Kirby, mencatat bahwa kelompok tentara bayaran itu memiliki sekitar "50.000" pejuang yang dikerahkan di Ukraina.

Kelompok itu tampaknya memiliki "peran aktif" dalam operasi militer yang sedang berlangsung di Ukraina dan dikatakan beroperasi di Republik Afrika Tengah, Libya, Mali, Mozambik, Sudan, Suriah, dan Venezuela. Terkait dengan Kementerian Pertahanan Rusia, telah dituduh melakukan kejahatan perang di negara-negara tersebut.

Kirby menunjukkan foto-foto intelijen AS tentang Korea Utara yang diduga memasok senjata ke Wagner untuk operasinya di Ukraina, dan mengatakan tentara swasta telah menjadi saingan militer resmi Rusia. Penunjukan tersebut menempatkan Wagner dalam liga dengan kelompok mafia Italia dan kejahatan terorganisir Jepang dan Rusia, dan akan memungkinkan penerapan sanksi yang lebih luas pada jaringan global kelompok yang luas.

Pada bulan September 2022, Inggris meluncurkan penyelidikan tentang penggunaan perusahaan militer swasta [PMC] – khususnya Grup Wagner – sebagai proksi. Penyelidikan itu dimaksudkan untuk mengidentifikasi tantangan unik yang ditimbulkan oleh penggunaan PMC oleh negara-negara dalam konflik dan untuk menggoyahkan “negara-negara yang rapuh”.

“Perusahaan militer swasta dapat beroperasi sebagai pendukung legal dari aktivitas yang sah atau dalam bayang-bayang, mengaburkan batas antara aktivitas legal dan ilegal,” kata Tom Tugendhat, ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Inggris, saat itu. “Beberapa dari perusahaan militer swasta ini, seperti Grup Wagner, terlibat dalam aktivitas tentara bayaran yang kejam atas perintah negara seperti Rusia, mengambil untung melalui pertumpahan darah dan mengambil peran aktif di Ukraina dan negara lain.”

Pada bulan Maret, dilaporkan bahwa tentara bayaran PMC Rusia dikerahkan di Ukraina timur untuk "melakukan operasi tempur" sebagai bagian dari operasi Moskow yang sedang berlangsung. Beberapa bulan kemudian, seorang pejabat senior militer AS mengklaim bahwa Wagner merekrut lebih dari 1.500 narapidana untuk ikut serta dalam kampanye militer Rusia.[IT/r]