0
Tuesday 19 March 2024 - 16:34
Turki - Irak & Suriah:

Erdogan Mempertimbangkan Operasi Militer di Irak dan Suriah

Story Code : 1123574
A Turkish tank in northern Syria
A Turkish tank in northern Syria
Pada bulan Januari, Türki melakukan serangkaian serangan udara dan operasi darat di Irak utara dan Suriah utara, menargetkan anggota dan fasilitas Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dipandang Ankara sebagai organisasi teroris. Eskalasi ini menyusul tewasnya sembilan tentara Turki dalam bentrokan dengan pejuang PKK.

Tujuan pemerintah di Ankara adalah untuk memastikan bahwa Türki bebas dari “bayangan gelap terorisme,” kata Erdogan dalam pidatonya pada hari Senin (18/3).

Untuk mencapai hal ini, “kami akan sepenuhnya menjamin keamanan perbatasan Irak pada musim panas ini dan pasti akan menyelesaikan urusan kami yang belum selesai di Suriah,” katanya.

“Di mana pun ada teroris, kami akan menemukan dan melenyapkannya,” kata pemimpin Turki tersebut, seraya menambahkan bahwa negaranya “sama sekali tidak akan membiarkan geng-geng pembunuh bayaran ini, yang kini terengah-engah, terpojok, dan berada di ambang kepunahan, untuk bangkit kembali dan menjadi beban bangsa kita lagi.”

Awal bulan ini, surat kabar Hürriyet melaporkan bahwa militer Turki akan melakukan serangan darat besar-besaran di Irak utara terhadap PKK. Pemerintah di Bagdad telah menyetujui operasi militer di wilayahnya, menurut outlet tersebut.

Pejabat tinggi dari kedua negara mengadakan pertemuan puncak keamanan di Bagdad pekan lalu, dan mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa “PKK merupakan ancaman keamanan bagi Turki dan Irak dan… bahwa kehadiran organisasi tersebut di wilayah Irak melanggar konstitusi Irak. .”

Pasukan Turki telah dikerahkan di Suriah utara sejak tahun 2016 di tengah konflik di negara tersebut dengan tujuan memerangi ISIS (ISIS, sebelumnya ISIS) dan kelompok teroris lainnya.

Pihak berwenang di Damaskus mengutuk serangan tersebut, yang dilakukan oleh Ankara tanpa persetujuan mereka, sebagai sebuah “agresi” terhadap negara Suriah dan “pelanggaran terang-terangan” terhadap kedaulatan negara tersebut.

Erdogan, yang telah mengikuti seruan Barat untuk perubahan rezim di Damaskus selama konflik, mengatakan pada musim panas lalu bahwa ia terbuka untuk bertemu dengan rekannya dari Suriah, Bashar Assad dengan tujuan untuk memperbaiki hubungan. Namun, dia mengatakan penarikan pasukan Turki dari provinsi Idlib di Suriah tidak boleh menjadi prasyarat untuk perundingan tersebut.[IT/r]
Comment