0
Saturday 30 April 2016 - 10:29

DEBKAfile: ISIS Serang Pasukan Khusus Eropa di Libya

Story Code : 535936
Elemen-elemen Takfiri ISIS
Elemen-elemen Takfiri ISIS
Pekan ini, Pasukan Khusus Eropa gabungan dari Italia dan Inggris diserang oleh elemen-elemen ISIS untuk pertama kalinya sejak kelompok Takfiri ini menguasai Libya.

Sebelummya pada Ahad pekan lalu, Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond membuka peluang pasukannya untuk bergabung dengan sekutu AS dan Eropa dengan mengirim pasukan darat ke Libya.

"Jelas tidak masuk akal mengesampingkan hal apapun, karena Anda tidak pernah tahu bagaimana hal tersebut berkembang," kata Hammond kepada Telegraph. "Jika dukungan angkatan laut atau udara meminta untuk tindakan seperti itu, kami jelas akan memenuhinya," tandanya Hammond.

Namun menurut DEBKAfile, Inggris saat ini sudah mengirim tentara Pasukan Khusus yang beroperasi di Libya bersama Italia, yang mendapat serangan dari elemen-elemen ISIS pada Rabu, 28/04/16. Dan nampaknya invasi Barat sekarang akan menghadapi komplikasi lebih akut.

Sumber-sumber militer kepada DEBKAfile melaporkan, insiden itu dimulai pada tanggal 27 April, saat konvoi pasukan Italia, Inggris, dan pasukan Libya berpindah dari kota Misrata menuju kota yang dipegang ISIS di Sirte. Penyerangan itu melibatkan kendaraan dengan bahan peledak, yang berhenti tepat di samping konvoi sebelum mobil tersebut diledakkan.

Namun, Pasukan Elit Barat itu hanya mampu mengusir elemen-elemen ISIS dengan bantuan pesawat tempur Italia dan Perancis.

"Pasukan Italia termasuk di antara mereka yang tewas atau terluka dalam serangan, tetapi tidak ada informasi apakah terdapat korban dari Inggris juga," demikian laporan DEBKAfile. "Beberapa laporan mengatakan beberapa anggota pasukan Barat ditawan oleh ISIS, meskipun sejauh ini mereka belum diidentifikasi."

Sumber-sumber DEBKAfile juga menjelaskan upaya kekuatan Barat untuk membungkam laporan kejadian tersebut.

"Perintah gabungan itu terdiri dari pasukan Inggris, Perancis, Italia, Jerman dan Amerika Serikat dan bertanggung jawab merencanakan invasi ke Libya, sementara kementerian pertahanan Italia dan Inggris, berusaha memadamkan media tentang serangan itu," lapor DEBKAfile.

Insiden ini mungkin membuka peluang kepercayaan negara-negara Eropa untuk meluncurkan invasi lebih terbuka ke Libya. Dua hari sebelum serangan, Perdana Menteri Italia Matteo Renzi berinisiatif untuk mengerahkan pasukan darat ke Libya.

"Kami siap untuk peran yang kuat, tapi tanpa petualangan," kata Renzi kepada koran la Republica.

Tapi, satu hari setelah kejadian itu, Menteri Luar Negeri Italia Paolo Gentiloni menyatakan sentimen yang berbeda.

"Italia tidak memiliki rencana untuk mengirim pasukan ke Libya tanpa permintaan dari pemerintah persatuan yang didukung oleh PBB," katanya kepada parlemen, menurut DEBKAfile. [IT/Onh/Ass]
Comment