0
Monday 3 September 2018 - 23:19

Menlu Suriah: Kami Ingin Krisis Berakhir, Tapi AS Tidak Mau

Story Code : 747876
Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem
Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem
Menteri Luar Negeri Suriah mengatakan bahwa tidak mungkin akan mengakhiri krisis Suriah selama campur tangan AS. Menurutnya Washington selalu menjaga kepentingan Israel di wilayah tersebut.

Pernyataan Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem itu diutarakan dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Rossiya-24 pada Senin, 03/09/18.

"Rakyat dan pemerintah Suriah berharap krisis berakhir hari ini. Namun hal itu tidak mungkin, karena gangguan eksternal yang dipimpin oleh Amerika Serikat," katanya.

"Gangguan ini hanya memenuhi kepentingan Israel dan bertentangan dengan warga Suriah," tegasnya.

"Tujuan utama intervensi ini adalah untuk memperpanjang krisis," tambah Muallem. "Inilah mengapa saya tidak dapat memberikan waktu khusus kapan akan berakhir. Namun, saya dapat memastikan bahwa rakyat dan kepemimpinan kami sangat berharap bahwa krisis akan segera berakhir," tandasnya.

Muallem juga berkeyakinan bahwa setiap upaya Amerika Serikat untuk mengacaukan situasi di Suriah pasti gagal dan hanya akan menyebabkan korban manusia.

"Mereka [Amerika] telah melatih kelompok-kelompok tertentu di Suriah, yang memiliki berbagai nama, untuk mengacaukan situasi di Suriah. Dalam hubungan ini, mereka telah melakukan operasi militer di kota Palmyra. Namun, serangan mereka gagal, karena dua penyerang berhasil ditangkap dan mengaku telah dilatih di pangkalan al-Tanf di bawah komando militer AS. Inilah sebabnya mengapa upaya Amerika Serikat akan gagal, yang hanya menyebabkan korban manusia yang luar biasa," tambah Muallem menekankan.

"Amerika berkali-kali mengatakan kepada Rusia akan mundur dari daerah al-Tanf, yang terletak di Suriah selatan dekat perbatasan dengan Yordania dan Irak, tetapi mereka belum memenuhi janji ini."

Pada tanggal 1 September kemarin, pasukan Suriah menangkap beberapa elemen Takfiri yang dikirim untuk melakukan serangan teroris di Palmyra. Menurut Pusat Rekonsiliasi Rusia, instruktur AS yang ditempatkan ke pangkalan al-Tanf melatih para elemen-elemen tersebut. [IT/Onh/TASS]




 
Comment