0
Friday 28 December 2018 - 00:29
AS dan Gejolak Afghanistan:

Taliban: AS Harus Pergi atau Bernasib seperti Uni Soviet

Story Code : 768968
Taliban militants.jpg
Taliban militants.jpg
Pernyataan itu disampaikan juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid dalam peringatan 39 tahun peringatan invasi Uni Soviet ke Afghanistan.

Soviet dan Mujahidin Sunni yang disokong AS serta Arab Saudi terlibat perang antara 24 Desember 1979 hingga 15 Februari 1989. Penarikan prajurti Soviet mengakhiri upaya pendudukan selama 10 tahun dengan perang sipil masih terus berlanjut serta munculnya Taliban.
 
Dalam keterangan resmi dalam bahasa Inggris, Dari, dan Pashto, Mujahid menuturkan AS bisa bernasib sama seperti mantan rival era Perang Dingin itu.

"AS jangan pernah menguji keberaniaan orang-orang Afghanistan. Ambil pelajaran kekalahan Soviet dari Afghanistan," koar
 
Mujahid dilansir AFP Kamis (27/12). Dia berkata hubungan yang bakal terjalin antara AS dan Taliban di masa depan haruslah didasarkan pada diplomasi dan ekonomi, bukan konflik.
 
Pernyataan itu terjadi setelah muncul laporan Presiden Donald Trump mempertimbangkan untuk menarik setengah pasukan AS di Afghanistan.

Taliban tidak memberikan pernyataan secara formal. Namun komandan senior mereka mengaku gembira dengan laporan tersebut.
 
Sebab, mereka sejak awal menginginkan pasukan negara asing bisa angkat kaki dari Afghanistan sebagai syarat untuk melangsungkan perundingan damai.
 
Pertimbangan Trump muncul setelah Utusan Khusus AS Zalmay Khalilzad bertemu delegasi Taliban di Abu Dhabi pada pekan lalu.
 
Gedung Putih tidak memberi keterangan resmi terkait laporan yang mengejutkan sekaligus mengecewakan para diplomat asing serta pemerintah Afghanistan itu.
 
Sebab terdapat kekhawatiran keputusan Trump itu merendahkan posisi negosiasi Khalilzad, memenangkan Taliban, dan menghancurkan moral pasukan Afghanistan.[IT/r]





 
 
 
Comment