0
Saturday 29 December 2018 - 16:58
Gejolak Politik Saudi Arabia:

Reshuffle Kabinet Arab Saudi adalah Konsolidasi MBS

Story Code : 769176
Mohammed bin Salman (MBS), Saudi Crown Prince.jpg
Mohammed bin Salman (MBS), Saudi Crown Prince.jpg
Sejumlah pakar Timur Tengah menyebut dekrit yang dikeluarkan Raja Salman merupakan upaya untuk memperkuat kedudukan Putra Mahkota Mohammed bin Salman ( MBS).
 
Ali Shihabi, pendiri lembaga think tank Arabia Foundation berkata, reshuffle itu merupakan bentuk konsolidasi kekuasaan.

"Tak hanya kabinet. Namun juga gubernur kerajaan dikenal dekat dengan putra mahkota," terang Shihabi dikutip The Independent Jumat (28/12).
 
Salah satu indikasinya adalah masuknya Turki al-Sheikh yang merupakan salah satu penasihat kepercayaan MBS sebagai Kepala Otoritas Hiburan.
 
Adapun MBS bakal tetap menjabat sebagai Menteri Pertahanan sekaligus Kepala Dewan Bidang Politik dan Keamanan yang membawahi sejumlah pejabat kunci.
 
Di bawahnya, dia mengangkat Pangeran Abdullah bin Bandar menjadi Kepala Garda Nasional Saudi dan juga pejabat "generasi ketiga" yang sevisi dengan MBS.
 
Kemudian mantan Menteri Keuangan Ibrahim al-Assaf bakal menempati pos Menteri Luar Negeri menggantikan Adel al-Jubeir.
 
Sebuah karir dramatis bagi Assaf mengingat dia pernah ditangkap pada November 2017 dan ditahan di Hotel Ritz-Carlton dengan tuduhan korupsi.
 
Pakar Teluk Persia yang menolak disebutkan namanya berujar dia begitu kaget ketika mendengar pria 69 tahun itu kembali ke kabinet.
 
Pakar anonim itu menerangkan pengangkatan Assaf dibutuhkan karena Riyadh membutuhkan sosok yang bisa membersihkan citra sekaligus mendapat kepercayaan dari negara lain.
 
"Penunjukan Assaf sangat menarik karena dia memahami sisi gelap kepemimpinan. Mungkin dia bakal melakukan pekerjaan bagus mewakili mereka," ucap pakar itu.
 
Cinzia Bianco, pakar Saudi di Gulf State Analytics mengatakan Assaf menggantikan Jubeir yang dianggap mengecewakan ketika kasus Khashoggi menyeruak.
 
Namun peneliti di Atlantic Council HA Hellyer lewat kicauan di Twitter menyebut perubahan yang dilakukan raja tidak akan berdampak banyak.
 
"Bagi kalian yang ingin adanya perubahan di Saudi melalui reshuffle, ingat ini. Jika MBS menjadi raja, dia bisa dengan gampang membubarkan kabinet," kritik Hellyer.[IT/r]







 
 
Comment