0
Wednesday 8 May 2019 - 02:16

Pemimpin: Perlawanan Satu-satunya Cara Atasi Kejahatan

Story Code : 792883
Imam Ali Khamenei
Imam Ali Khamenei
"Hari ini, satu-satunya cara untuk mengatasi kejahatan dan kekufuran adalah perlawanan," kata Pemimpin.

Membangun ikatan dengan al-Quran, kata Pemimpin dan menegaskan bahwa keteguhan serta mengikuti prinsip-prinsip al-Qauran merupakan alasan mengapa Iran telah membuat kemajuan yang stabil sejak Revolusi Islam 1979.
 
"Martabat dan kemajuan bangsa Iran selama 40 tahun terakhir, karena mematuhi al-Quran dan perlawanan.

"Mereka yang berada dalam posisi presiden atau raja di negara-negara tertentu, yang meneriaki negara-negara lain, adalah mereka yang diperintahkan al-Quran kepada kita untuk melawan dan menghindari mempercayai mereka," tegasnya.

Menurut pemimpin, gerakan Kebangkitan Islam yang dimulai di negara-negara Arab tergelincir karena kepercayaan mereka kepada AS dan rezim Zionis Israel.

Rakyat Iran telah mengetahui nilai revolusi, dan tidak mempercayai hegemoni sejak awal revolusi dan terus menentang sistem hegemonik, kata Ayatullah Khamenei.

Di tempat lain, Ayatollah Khamenei menggambarkan al-Quran sebagai "mahakarya" ilahi.

"Al-Quran adalah karya artistik yang tiada tara. Faktor pertama dalam menarik hati kedalam Islam seperti magnet yang kuat adalah dimensi artistik dari al-Quran," kata Pemimpin, seperti dilansir khamenei.ir.

"Karya artistik ini harus dilakukan secara artistik. Ketika Anda memiliki audiensi dan Anda membaca al-Quran secara seremonial, Anda harus mengesankan pendengar. Di sini aspek artistik harus berperan. Pendengar bisa terkesan oleh seni. Inilah yang dimaksud dengan bacaan yang kita dengarkan, pujian, dan persetujuan. Tentu saja, dengan syarat bahwa pembacaan artistik ini dilakukan dengan cara yang benar".

Ayatollah Khamenei menyarankan para pembacanya untuk membaca al-Quran dengan cara yang menekankan makna dari naskah ilahi: "Saya telah berulang kali menyarankan teman-teman kita untuk membaca al-Quran dengan cara menekankan makna kepada hadirin. Misalnya, Syekh Abdul Fattah Shashaey dan Mustafa Ismail memberikan penekanan yang tepat pada kalimat dan kata-kata. Beberapa pembaca tahu apa yang mereka lakukan dan mereka membaca dengan cara seolah-olah Anda sedang disapa oleh firman Tuhan". [IT]
Comment