1
Saturday 13 July 2019 - 13:34

Mohamed ElBaradei: Tenggelamkan Iran, Kemudian AS Minta Pembicaraan

Story Code : 804794
Mantan kepala Badan Energi Atom Internasional Mohamed ElBaradei
Mantan kepala Badan Energi Atom Internasional Mohamed ElBaradei
"Mereka menerapkan metode papan air kepada Iran, menenggelamkan Iran, mencarinya dan kemudian bertanya kepada mereka: "Mari kita berdialog tanpa prasyarat ... Tidak ada negara yang akan bekerja sama di bawah kondisi yang memalukan ini," katanya kepada BBC Radio 4, seperti dinukil oleh The Telegraph pada Jumat, 12/07/19.

"Jika mereka (AS) ingin berperang, mereka melakukan pekerjaan yang sempurna," tambahnya.

Amerika Serikat secara sepihak menarik diri dari perjanjian nuklir Iran pada Mei 2018 dan menjatuhkan sanksi terhadap Iran dalam beberapa tahap. Langkah itu secara politis dikutuk oleh komunitas internasional, terutama oleh para penandatangan kesepakatan yaitu Inggris, Prancis, Jerman, Rusia dan China, namun, selama satu tahun berikutnya, tidak ada langkah praktis yang diambil untuk melindungi ekonomi Iran dari sanksi AS yang keras.

Tepat satu tahun setelah penarikan AS, Iran mengumumkan akan mengurangi komitmen kesepakatan dalam beberapa tahap 60 hari. Sejauh ini persediaan uranium yang diperkaya Iran dan tingkat pengayaannya telah melampaui yang disepakati dalam kesepakatan.

Tehran mengatakan semua langkahnya sesuai dengan paragraf 26 dan 36 dari kesepakatan tersebut, sementara IAEA mendukung bahwa semua langkah Iran diambil secara transparan. Iran mengatakan semua langkah ini dapat dibalik jika pihak lain melindungi kepentingan ekonomi Iran, termasuk ekspor minyak dan hubungan perbankannya yang berada di bawah sanksi AS.

Pada saat yang sama, para pejabat AS berulang kali mengatakan, mereka siap untuk melakukan pembicaraan tanpa prasyarat sementara para pejabat Iran mengatakan tidak akan ada pembicaraan dengan AS di bawah tekanan.

Menurut ElBaradei, tindakan Iran adalah 'seruan minta tolong' dan itu bukanlah ancaman, katanya.

Dijelaskannya, Iran terlalu jauh dari 90% pengayaan uranium yang dibutuhkan untuk bom nuklir, sementara Iran selalu menegaskan, nuklir tidak memiliki tempat dalam doktrin pertahanannya dan pengayaan uranium semata-mata dilakukan untuk tujuan damai.

"Ini adalah reaksi simbolis dari negara yang bahkan tidak dapat mengimpor obat-obatan karena sanksi yang dijatuhkan oleh AS," katanya.

Dia menggambarkan keputusan Presiden Donald Trump yang mundur dari perjanjian nuklir ketika itu tidak beralasan, tidak ada dasar hukum dan bahkan akal sehat apa pun", pungkasnya. [IT]
Comment