0
Friday 2 August 2019 - 10:20
Australia dan Invasi Saudi Arabia di Yaman:

Kelompok HAM Mendesak Australia untuk Menghentikan Penjualan Senjata ke Arab Saudi dan UEA untuk Invasi Yaman

Story Code : 808399
Yemenis and rescue teams gather at the site of airstrikes on a funeral hall by the Saudi-led coalition in the capital Sana
Yemenis and rescue teams gather at the site of airstrikes on a funeral hall by the Saudi-led coalition in the capital Sana'a.jpg
Tidak seperti banyak negara barat, Australia telah memutuskan untuk mengabaikan kemarahan internasional atas perang di Yaman dan mempertahankan perjanjian persenjataannya dengan UEA dan Arab Saudi, Guardian melaporkan Kamis (1/8).

Pekan lalu, pengiriman senjata yang ditujukan untuk pasukan Saudi dan UEA difoto saat mereka menunggu pengiriman di dalam bandara internasional Sydney.

Mwatana untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok yang menyelidiki pelanggaran hukum kemanusiaan di Yaman, telah menuduh Australia mendorong perang dan "berkontribusi pada krisis kemanusiaan terburuk di dunia."

Organisasi itu mengatakan Australia harus "segera menangguhkan ekspor senjata" ke Riyadh dan Abu Dhabi, dengan alasan bahwa jarak tidak membenarkan Australia membatalkan tanggung jawabnya terhadap kawasan Timur Tengah dan kejahatan koalisi yang dipimpin Saudi.

"Perilaku koalisi dalam melakukan pelanggaran [hukum humaniter internasional] dan kejahatan perang tidak akan berlanjut jika sekutu Arab Saudi dan UEA, termasuk [Australia], mengambil posisi tegas dan menangguhkan penjualan senjata," seorang juru bicara Mwatana, Osamah Al-Fakih, kepada Guardian Australia.

"Alih-alih memicu konflik bersenjata dengan senjata, Australia harus mengambil langkah positif menuju pertanggungjawaban atas pelanggaran yang dilakukan oleh semua pihak dalam konflik dan menuju keadilan bagi semua korban pelanggaran HAM di Yaman," tambahnya.

Banyak negara, termasuk Inggris, Denmark, Finlandia, Jerman dan Belgia, semua menangguhkan ekspor senjata baik atas perintah pengadilan atau menerima bukti bahwa senjata itu memang digunakan terhadap warga sipil di Yaman.

Australia, bagaimanapun, mengatakan telah melakukan pemeriksaan ekstensif untuk memastikan senjatanya tidak digunakan oleh militer Saudi dan Emirati yang melanggar hukum kemanusiaan.[IT/r]
 
Comment