0
Tuesday 10 September 2019 - 19:16
AS dan Gejolak Afghanistan:

Taliban: Trump Akan 'Segera Menyesal' Meninggalkan Pembicaraan Afghanistan

Story Code : 815458
US President Donald Trump: Make America Great Again.jpg
US President Donald Trump: Make America Great Again.jpg
Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Senin (9/9), Trump mengatakan militer AS telah menggempur posisi Taliban di Afghanistan dengan tembakan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Mereka sudah mati. Sejauh yang saya ketahui, mereka sudah mati," kata Trump, ketika ditanya tentang pembicaraan jangka panjang dengan kelompok militan di Qatar.

Pembicaraan menghasilkan rancangan perjanjian pekan lalu yang mencakup penarikan militer AS yang substansial dari negara itu setelah 18 tahun pendudukan, mengakhiri perang yang telah menjadi perang terpanjang dalam sejarah Amerika.

Namun, prospek perdamaian di Afghanistan runtuh pada hari Sabtu (7/9), ketika Trump mengatakan dia telah membatalkan pertemuan rahasia dengan para pemimpin Taliban di Camp David, di luar Washington untuk membahas kesepakatan itu.

Keputusan itu, kata Trump, adalah tanggapannya terhadap ledakan bom mematikan oleh Taliban, yang menewaskan 12 orang di ibukota Afghanistan Kabul pada hari Kamis (5/9), termasuk seorang prajurit Amerika.

Trump meletakkan paku lain di peti mati rancangan perjanjian, mengatakan komandan militernya telah meningkatkan perang melawan kelompok militan ke tingkat tertinggi dalam satu dekade.

"Selama empat hari terakhir, kami telah memukul Musuh kami lebih keras daripada setiap saat dalam sepuluh tahun terakhir!" tulisnya dalam tweet.

'AS akan menyesal meninggalkan pembicaraan'

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan pada hari Selasa (10/9) bahwa kelompok militan telah mencoba dialog sebagai salah satu dari dua cara yang tersedia untuk mengakhiri konflik, memperingatkan bahwa pilihan lain adalah konflik bersenjata.

"Kami memiliki dua cara untuk mengakhiri pendudukan di Afghanistan, satu adalah jihad dan pertempuran, yang lain adalah pembicaraan dan negosiasi," kata Mujahid kepada AFP.

"Jika Trump ingin menghentikan pembicaraan, kami akan mengambil jalan pertama dan mereka akan segera menyesalinya," tambahnya.

Komentar Trump menggemakan komentar Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, yang mengatakan sehari sebelumnya bahwa pembicaraan itu "mati" karena Taliban "mencoba menggunakan teror untuk meningkatkan posisi negosiasi mereka."

Dia juga mencatat bahwa operasi militer Amerika di Afghanistan sekarang kembali dengan kecepatan penuh.

"Kami telah membunuh lebih dari seribu Taliban hanya dalam 10 hari terakhir," katanya.[IT/r]
 
Comment