0
Tuesday 17 September 2019 - 19:38

Ayatollah Khamenei Tolak Pembicaraan dengan AS

Story Code : 816700
Imam Ali Khamenei
Imam Ali Khamenei
Dalam sambutannya pada Selasa pagi (17/09/19), Ayatollah Khamenei menolak panggilan baru AS untuk pembicaraan dengan Iran dan mneyebut sebagai tipuan.

"Suatu kali mereka (AS) mengusulkan negosiasi tanpa prasyarat, dan satu kali mereka mengatakan negosiasi (harus datang) dengan 12 syarat. Ucapan seperti itu merupakan hasil dari kebijakan mereka yang tidak terorganisir, atau sebagai trik untuk membingungkan pihak lain. Namun, Republik Islam tidak akan bingung, karena jalan kita jelas dan kita tahu apa yang kita lakukan," kata Pemimpin.

Tujuan AS di balik perundingan bukan untuk menemukan solusi yang adil, tetapi untuk memaksakan tuntutan kasarnya. Ayatollah Khamenei memperingatkan bahwa otoritas Amerika menjadi sangat kasar sehingga mereka secara terbuka mengakui untuk mengejar tujuan pemaksaan di balik dorongan untuk melakukan pembicaraan.

Ayatollah Khamenei menyesalkan pernyataan terbaru seorang pejabat AS yang mengatakan Iran harus menyetujui serangkaian tuntutan AS di meja perundingan, dan merekomendasikan Amerika mestinya melakukan metode pembicaraan seperti itu dengan negara-negara tertentu yang bertindak sebagai sapi yang diperah oleh Washington.

"Kebijakan pemerintah AS adalah tekanan maksimum pada Iran dalam bentuk berbagai sanksi, ancaman, dan omong kosong, karena pemerintah AS saat ini percaya bahwa mereka tidak dapat membuat Republik Islam berlutut atau memaksanya untuk menunjukkan kerendahan hati, penerimaan formalitas dan pujian," tandas Pemimpin memperingatkan.

"Rezim AS berupaya menetapkannya sebagai kebijakan yang pasti untuk kedua saingan internalnya dan bagi Eropa sebagai satu-satunya cara berurusan dengan Iran adalah tekanan maksimum," kata Ayatollah Khamenei.

Menurutnya, Washington sedang mencari cara dengan menuduh bahwa kebijakan tekanan maksimum akan efektif dan para pejabat Iran harus pergi ke meja perundingan.

Ditegaskannya, keberhasilan musuh untuk membuktikan kemanjuran kebijakan tekanan maksimum pada Iran akan mendorong rezim AS menggunakan taktik seperti itu untuk menindas Iran dalam semua kasus lain. Pemimpin mengatakan Eropa juga berusaha membujuk Iran untuk mengadakan pertemuan dengan presiden AS untuk membuktikan bahwa kebijakan tekanan maksimum berhasil.

"Pada gilirannya, kita harus membuktikan bahwa kebijakan tekanan maksimum tidak berarti apa-apa bagi bangsa Iran," Ayatollah Khamenei menggarisbawahi.

Para pejabat Iran, termasuk Presiden Hassan Rouhani dan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif, sebelumnya menegaskan bahwa Iran tidak akan mengadakan pembicaraan dengan AS, baik secara bilateral maupun multilateral, tegas sang Pemimpin.

"Jika AS mundur dari seruannya, bertobat, dan kembali ke perjanjian nuklir yang telah dilanggar, maka ia akan dapat bergabung dalam pertemuan dengan para pihak dalam kesepakatan (JCPOA) yang mengadakan pertemuan dan berbicara dengan Iran, jika tidak ada, maka negosiasi yang akan berlangsung antara pejabat Republik Islam dan Amerika di tingkat mana pun, bukan di New York dan tidak di tempat lain," tandasnya.

Presiden Iran dan menteri luar negeri akan menghadiri pertemuan tahunan Majelis Umum PBB di New York akhir bulan ini. [IT/Onh]
Comment