0
Tuesday 4 February 2020 - 11:30
Turki - Rusia:

Turki Desak Rusia Jalankan Kewajiban di Idlib

Story Code : 842475
Recep Tayyip Erdogan and his Ukrainian counterpart Volodymyr Zelensky.jpg
Recep Tayyip Erdogan and his Ukrainian counterpart Volodymyr Zelensky.jpg
"Saya berharap bahwa setiap orang akan memikul kewajiban mereka di bawah perjanjian Astana dan Sochi," kata Erdogan dalam konferensi pers di ibukota Ukraina Kiev, dalam rujukan tersirat ke Rusia.

Pasukan Suriah menewaskan lima tentara Turki dan tiga warga sipil dalam penembakan di Idlib, benteng oposisi terakhir di barat laut Suriah, Senin (3/2) pagi, menurut Erdogan.

"Itu tidak bisa berlanjut seperti ini dan tanggapan telah diberikan," kata Erdogan. "Kami akan membuat mereka membayar harga yang diperlukan dan akan terus melakukannya."

Anneksasi Crimea ‘Illegal’

Dia berbicara dalam kunjungannya ke Ukraina, di mana dia juga menegaskan kembali penentangannya terhadap aneksasi Krimea oleh Rusia yang “ilegal”.

Turki tidak mengakui pencaplokan Crimea 'ilegal' Rusia, Erdogan mengatakan pada konferensi pers bersama dengan mitranya dari Ukraina Volodymyr Zelensky.

Presiden Turki menyatakan "dukungan berkelanjutan Ankara untuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina," seperti dikutip oleh kantor berita Anadolu.

Pekan lalu, Erdogan menuduh Moskow "tidak menghormati" perjanjian yang dibuat dengan Ankara di Idlib, di mana pasukan Rusia dan Suriah telah meningkatkan ofensif dalam beberapa pekan terakhir.

Sebagai bagian dari kesepakatan Sochi, Turki mendirikan 12 pos pengamatan, salah satunya dikelilingi oleh pasukan pemerintah Suriah pada bulan Desember.

Erdogan mengatakan Turki telah 'terlalu sabar' di Idlib.

Turki, yang telah menampung lebih dari 3,7 juta warga Suriah, khawatir gelombang pengungsi lebih lanjut yang melarikan diri dari kekerasan di Idlib.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu berbicara melalui telepon dengan timpalannya dari Rusia Sergei Lavrov, dan kedua pihak sepakat untuk "melihat secara detail" pada situasi di Idlib, menurut kementerian luar negeri Rusia.[IT/r]
 
Comment