"Mereka memiliki hak untuk melakukannya, dan jika mereka menyatakan keinginan, kami akan membuat perjanjian itu," kata Borisov kepada wartawan, Rabu (24/6).
Pernyataan ini mengikuti pengumuman Wakil Menteri Turki untuk Industri Pertahanan Ismail Demir pada awal Juni bahwa Moskow dan Ankara pada prinsipnya mencapai kesepakatan tentang pengiriman batch kedua S-400.
Menurutnya, kedua negara hanya perlu mengklarifikasi perincian tentang transfer teknologi dan peta jalan untuk produksi bersama bagian-bagian sistem rudal di Turki.
Demir dikutip oleh surat kabar Turki Milliyet mengatakan pada Mei bahwa "pengerahan S-400 [di Turki] berlanjut" dan bahwa "beberapa sistem rudal telah dioperasikan".
Pernyataan itu didahului oleh juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin yang mengatakan bahwa pada bulan April, Turki tidak dapat mengerahkan sistem pertahanan udara S-400 yang diperolehnya dari Rusia tahun lalu karena COVID-19, tetapi pada akhirnya akan melakukannya di kemudian hari. .
Ini terjadi di tengah ketegangan yang sedang berlangsung antara Turki dan AS sehubungan dengan upaya Ankara untuk melanjutkan penyebaran S-400, yang dijelaskan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai kesepakatan telah "selesai".
Gedung Putih telah berulang kali mengancam akan memberi sanksi kepada Turki atas S-400, bahkan memutuskan untuk menunda pengiriman jet tempur F-35 generasi kelima ke Ankara.[IT/r]