0
Sunday 16 August 2020 - 21:00

Laporan: Kepala Dinas Mossad akan Kunjungi UEA

Story Code : 880660
Israel-UEA (zenger news).
Israel-UEA (zenger news).
Dilansir situs Kayhan hari ini, Menteri Luar Negeri UEA Anwar Gargash pada hari Jumat mengatakan pencapaian utama dari kesepakatan itu adalah penangguhan rencana perdana menteri Benjamin Netanyahu untuk mencaplok sebagian besar Tepi Barat untuk "waktu yang lama".

"Saya pikir kami telah membeli banyak waktu ... Saya rasa ini bukan penangguhan singkat," katanya kepada situs berita Walla dalam sebuah wawancara yang diklaim sebagai wawancara pertama menteri Emirat dengan situs berita Israel.

Pada hari Kamis, para pemimpin Zionis berbaris untuk menelpon Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan terkait gertakan bahwa rencana aneksasi Israel akan dibatalkan setelah kesepakatan.

"Tidak ada perubahan pada rencana saya untuk memperpanjang kedaulatan, kedaulatan kami di Yudea dan Samaria, dalam koordinasi penuh dengan Amerika Serikat," kata Netanyahu di Yerusalem Al-Quds, menggunakan nama alkitabiah untuk Tepi Barat yang diduduki.

Sebuah sumber senior Israel mengatakan pemerintahan Trump telah meminta otoritas Zionis agar sementara waktu menangguhkan pengumuman aneksasi "untuk pertama-tama menerapkan perjanjian perdamaian bersejarah dengan UEA".

Duta Besar AS untuk Israel David Friedman juga mengatakan tentang aneksasi tersebut, "Ini sudah tidak direncanakan sekarang tapi tidak secara permanen. Anda tidak dapat memiliki perdamaian dan aneksasi pada saat yang sama.”

Namun demikian, UEA ingin mendorong normalisasi dengan Israel "secepat mungkin", kata Gargash.

"Saya melihat beberapa tim bertemu untuk membahas banyak bidang yang diminati di Israel dan di UEA,” katanya.

Gargash menjelaskan bahwa bidang yang diinginkan UEA untuk bekerja sama dengan rezim Zionis meliputi pertanian, keamanan pangan, keamanan dunia maya, pariwisata, teknologi, dan perdagangan.

Delegasi Israel dilaporkan akan melakukan perjalanan ke Uni Emirat Arab awal minggu depan untuk bertemu dengan para pemimpin tertinggi negara Teluk Persia itu.

Televisi Channel 12 Israel mengatakan seorang senior  pejabat akan memimpin tim. Situs berita Ynet mengatakan pejabat yang dimaksud adalah direktur agen mata-mata Mossad, Yossi Cohen, yang dikatakan telah memimpin tawaran normalisasi selama setahun terakhir.

Kantor Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penasihat keamanan rezim pendudukan, Meir Ben-Shabbat, akan memimpin persiapan untuk pembicaraan "dalam koordinasi dengan semua pihak terkait."

Channel 12 mengatakan beberapa aspek dari perjanjian normalisasi dapat ditandatangani selama kunjungan. Kedua belah pihak juga akan menjadwalkan pertemuan antara para pemimpin Emirat dan Zionis dalam beberapa minggu ke depan.

Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa dia yakin upacara penandatanganan kesepakatan dapat berlangsung di Gedung Putih dalam waktu sekitar tiga minggu.

Dalam wawancaranya, Gargash menekankan bahwa kesepakatan normalisasi negaranya dengan Israel bukanlah tindakan simbolis, dan bahwa Abu Dhabi menginginkan hubungan bilateral yang luas dengan rezim pendudukan.

Kesepakatan itu, katanya, akan melibatkan pembukaan kedutaan besar dan dia berharap pertukaran budaya akan mulai berlangsung "segera".

"Ini bukan sesuatu yang kita bicarakan secara bertahap, kita perlu membuat semuanya bergerak, kita perlu memulai, jadi saya berharap segera dan Israel akan menjadi bagian dari Expo Dubai, jadi jelas ini penting bahwa kita juga melihat pengunjung Israel datang ke Dubai,” katanya.

Pada hari Kamis, UEA, rezim Zionis, dan AS mengeluarkan pernyataan bersama yang mengumumkan kesepakatan tentang "normalisasi penuh hubungan antara Israel dan Uni Emirat Arab".

Emirates mempresentasikan langkah tersebut sebagai pencapaian bagi Palestina Tepi Barat, dalam hal menghentikan rencana Israel untuk mencaplok sebagian wilayah, tetapi Palestina mengecam kesepakatan baru itu sebagai "tercela" dan "pengkhianatan".

Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina Saeb Erekat mengatakan pada hari Jumat bahwa perjanjian itu menusuk punggung bangsa Palestina.

"Saya tidak pernah menyangka belati beracun ini datang dari negara Arab," kata Erekat saat berbicara kepada para penguasa UEA.

"Anda menghargai agresi ... Anda telah menghancurkan, dengan langkah ini, segala kemungkinan perdamaian antara Palestina dan Israel," pejabat senior Palestina dan seorang negosiator veteran menambahkan.
 
Comment