Sanksi AS Membuat Perkembangan Pertahanan Iran Semakin Maju

Empat dekade lalu, pada 22 September 1980, satu hari yang terukir dalam kesadaran kolektif Iran, serangan udara Irak mengejutkan negara itu. Delapan pangkalan udara utama Iran dan empat instalasi militer menjadi sasaran. Iran menjadi bebek duduk dalam serangan tersebut.

Perang telah datang ke Republik Islam Iran yang baru dibentuk, sebuah perang yang akan berlangsung selama delapan tahun, yang berpuncak pada hiruk pikuk serangan kimia terhadap sasaran militer dan sipil. Washington tidak hanya menyadari hal ini tetapi juga secara aktif membantu Saddam.

Iran, sebagai salah satu peradaban tertua di dunia, tidak asing dengan politik dan perang, sangat menyadari pentingnya pertahanan, selalu memiliki pasukan yang terlatih dan lengkap.

Irak, dengan kepercayaan diri yang lahir dari dukungan dan bantuan Barat, membayangkan pada saat itu dihadapkan pada negara baru lahir yang rentan. Sebuah harapan yang sangat keliru. Iran terus melawan, mengejutkan dunia dengan penolakannya untuk menjadi demoralisasi. Iran telah bekerja tanpa henti pada industri pertahanan dan kemampuan produksi senjatanya sejak itu.

Kurang dari sepuluh tahun yang lalu, dokumen CIA dirilis ke domain publik, memberikan bukti yang tak terbantahkan tentang keterlibatan AS dengan perang kotor Saddam Hussein di Iran; serangan kimia yang 2/3-nya diluncurkan dalam 18 bulan terakhir perang.(IT/TGM)