0
Monday 26 October 2020 - 11:25
Iran dan Islamopobia di Prancis:

Iran Mengutuk Penghinaan Prancis kepada Nabi Suci Muhammad

Story Code : 894028
Saeed Khatibzadeh, Iranian Foreign Ministry Spokesman.jpg
Saeed Khatibzadeh, Iranian Foreign Ministry Spokesman.jpg
Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (24/10), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Said Khatibzadeh dengan keras mengutuk setiap tindakan ofensif terhadap atau tidak menghormati utusan Tuhan, terutama para nabi, Nabi Islam yang sangat dihormati.

Menyesali kelanjutan tindakan kasar di Prancis yang menyinggung Nabi Muhammad [SAWA], juru bicara itu mengeluhkan fakta bahwa tindakan penghinaan semacam itu telah mendapat dukungan dari pejabat Prancis dalam beberapa kasus.

“Tidak diragukan lagi, prilaku dan tindakan kekerasan yang tidak dapat diterima dari beberapa ekstremis yang berasal dari ideologi radikal dan menyimpang di dunia Islam, yang pemegangnya secara menarik adalah mitra politik yang dekat dengan Barat dan AS, sama sekali tidak dapat membenarkan pelanggaran dan tidak menghormati sosok surgawi yang dihormati oleh 1,8 miliar Muslim di seluruh dunia,” kata Khatibzadeh.

Diplomat Iran lebih lanjut menyoroti: "Tidak diragukan lagi, sikap tidak dapat dibenarkan yang diadopsi oleh pejabat Prancis bukanlah tanggapan yang tepat dan bijaksana terhadap ekstremisme dan kekerasan yang mengutuk dirinya sendiri, dan selanjutnya akan memicu kebencian."

Dia juga mengutuk keras langkah-langkah "mencurigakan dan tercela" oleh beberapa "aliran ekstremis anti-Islam" yang telah menodai Al-Qur'an di sejumlah negara Eropa.

Juru bicara tersebut menyatakan dukungan Iran untuk sikap negara-negara Muslim dalam mengutuk tindakan tersebut, dan mengecam penghinaan terhadap nilai-nilai Islam dan keyakinan Muslim sebagai tidak dapat diterima dan ditolak.

Komentarnya muncul setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya "tidak akan menyerah kartun" yang menghina para nabi.

Pada bulan September, majalah satir Prancis Charlie Hebdo menerbitkan ulang kartun yang sama tentang Nabi Besar dan Islam yang memicu serangan mematikan terhadap majalah tersebut pada tahun 2015.[IT/r]
 
Comment