0
Sunday 6 June 2021 - 06:28

Israel Membebaskan Jurnalis Al-Jazeera setelah Penangkapan selama Berjam-jam

Story Code : 936526
Budeiri(AL-Jazeera).
Budeiri(AL-Jazeera).
Polisi Israel menyerang koresponden Yerusalem jaringan media yang berbasis di Doha saat menangkapnya pada hari Sabtu dan menghancurkan peralatan milik juru kamera Al Jazeera Nabil Mazzawi. Penangkapan Budeiri menuai kecaman tajam dari para pendukung kebebasan pers dan pengawas media.

"Mereka datang dari mana-mana, saya tidak tahu mengapa, mereka menendang saya ke dinding," kata Budeiri seperti dilansir Al-Jazeera, beberapa saat setelah pembebasannya pada Sabtu malam.

"Mereka menendang saya di dalam mobil dengan cara yang sangat buruk ... mereka menendang saya dari mana-mana," katanya.

Budeiri melaporkan aksi duduk yang menandai peringatan 54 tahun al-Naksa, yang berarti "kemunduran", sebuah istilah yang digunakan orang Palestina untuk menggambarkan pendudukan Israel atas Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Jalur Gaza pada tahun 1967.

Sheikh Jarrah juga menjadi tempat demonstrasi selama berminggu-minggu untuk mendukung keluarga Palestina yang menghadapi pengusiran untuk memberi jalan bagi pemukim Yahudi.

Budeiri bekerja sebagai jurnalis untuk Al Jazeera sejak tahun 2000. Dia mengenakan jaket antipeluru bertanda "pers" ketika ditangkap dan memegang kartu Kantor Pers Pemerintah Israel (GPO).

Tetapi dia mengatakan dia "diperlakukan sebagai penjahat" ketika dia dibawa ke kantor polisi dan dilarang melepas jaket antipelurunya yang berat atau menutup matanya. Dia mengatakan polisi menuduhnya menendang seorang tentara wanita – tuduhan yang dengan keras dia bantah.

Budeiri mengatakan dia dibebaskan dengan syarat dia tidak pergi ke Sheikh Jarrah selama 15 hari.

Dr Mostefa Souag, penjabat direktur jenderal Jaringan Media Al Jazeera, mengutuk keras penangkapan itu.

"Penargetan sistematis terhadap jurnalis kami merupakan pelanggaran total terhadap semua konvensi internasional. Tindakan kekerasan hari ini oleh pasukan pendudukan Israel terhadap Givara Budeiri dan Nabil Mazzawi sama sekali mengabaikan hak asasi manusia jurnalis," katanya dalam sebuah pernyataan.

"Pembungkaman wartawan dengan meneror mereka telah menjadi kegiatan rutin bagi otoritas Israel seperti yang disaksikan dalam beberapa pekan terakhir di Gaza dan Yerusalem yang diduduki," tambah Souag.[IT/AR]
Comment