0
Tuesday 21 September 2021 - 11:37

Pemimpin Uni Eropa Menuduh Biden Tidak Setia kepada Sekutu

Story Code : 954917
Charles Michel (Politico).
Charles Michel (Politico).
Dengan gagal berkonsultasi dengan negara-negara Uni Eropa tentang strategi Indo-Pasifik baru, di mana Australia membatalkan kontrak blockbuster untuk membeli kapal selam Prancis, Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan Biden telah membatalkan kesepakatan yang dicapai oleh para pemimpin setelah berjam-jam pembicaraan pada KTT G7 di Inggris pada Juni untuk tetap bersatu dalam menghadapi rezim otoriter, khususnya China.

“Prinsip dasar untuk aliansi adalah kesetiaan dan transparansi,” kata Michel seperti dilansir Politico. Dia menambahkan, “Kami mengamati kurangnya transparansi dan loyalitas.”

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga menyuarakan kekecewaannya dengan menyebut perlakuan terhadap Prancis “tidak dapat diterima” dan menuntut Biden memberikan penjelasan.

“Ada banyak pertanyaan terbuka yang harus dijawab,” kata von der Leyen. “Salah satu negara anggota kami telah diperlakukan dengan cara yang tidak dapat diterima, jadi kami ingin tahu apa yang terjadi dan mengapa. Dan karena itu Anda terlebih dahulu mengklarifikasi itu sebelum Anda melanjutkan bisnis seperti biasa.”

Namun menurut beberapa diplomat dan pejabat UE, masalah ini tak lain hanyalah perselisihan komersial antara Paris-Canberra, dan masalah kebanggaan Prancis yang terluka, bukan penyebab asli untuk memutuskan hubungan dengan AS dan menabur perpecahan yang dapat melemahkan NATO.

Tapi Michel bersikeras bahwa perseteruan tidak boleh dilihat secara sempit sebagai masalah kepentingan ekonomi Prancis, melainkan sebagai bagian dari pola pengabaian sekutu Eropa dan kepentingan mereka oleh empat presiden AS, dimulai ketika George W. Bush memutuskan untuk berperang di Irak dan Afganistan.

"Obama dengan karisma, sangat halus, mengambil keputusan penting di Suriah dengan konsekuensi negatif bagi Eropa, dan kami juga dapat mengamati kurangnya koordinasi, konsultasi antara Amerika Serikat dan pemerintah Eropa," kata Michel. "Setidaknya dengan Donald Trump, sangat, sangat jelas bahwa dia tidak mendukung integrasi Eropa, bahwa baginya Eropa tidak penting, tapi itu jelas."  

Biden, di sisi lain, berbicara tentang memperbarui hubungan transatlantik, menurut Michel, tapi kemudian melindas sekutu Eropa dengan keputusannya tentang menindaklanjuti rencana Trump menarik diri dari Afghanistan dan "beberapa hari lalu dengan pengumuman aneh ini.”

Di mata Michel, kurang uat dan solidnya aliansi transatlantik tidak baik untuk keamanan di Eropa dan di mana pun di dunia.  “Ini lebih dari sekadar perdagangan bilateral atau topik industri. Ini lebih dari itu,” tegasnya.

Tiba di New York City pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan semua negara UE harus khawatir tentang pengabaian yang telah ditunjukkan AS kepada sekutunya.

“Orang Eropa seharusnya tidak menyetujui strategi yang dipilih oleh Amerika Serikat,” kata Le Drian. “Kita berada dalam ide baru ini, yang berarti Eropa perlu mengidentifikasi masalah strategis mereka sendiri dan berdiskusi dengan Amerika Serikat tentang topik ini.”

Manfred Weber, pemimpin Jerman dari Partai Rakyat Eropa (EPP) konservatif yang dominan di Parlemen Eropa mengatakan, “Saya pikir semua orang Eropa harus berdiri di samping Prancis karena masalah utama dalam hal ini adalah apakah kita benar-benar dapat memiliki hubungan yang berorientasi kemitraan dan saling percaya dengan Amerika. Itu yang dipertaruhkan.”

Sementara Macron tetap diam, Prancis telah bergerak cepat untuk membalas dengan memanggil duta besarnya dan berjanji untuk membatalkan perjanjian perdagangan bebas yang diusulkan antara UE dan Australia.

Namun terlepas dari pernyataan yang sangat terbuka dari presiden tertinggi UE, beberapa diplomat dan pejabat UE menyatakan keprihatinan bahwa Prancis menyeret seluruh Benua ke dalam pertarungan yang tidak perlu terutama karena ego nasionalnya sendiri terluka.

“Yang menjadi perhatian adalah Paris telah menghadirkan sesuatu yang pada dasarnya merupakan kesepakatan bisnis bilateral sebagai sebuah pukulan bagi UE,” kata seorang pejabat Eropa Tengah.[IT/AR]
Comment