0
Sunday 16 January 2022 - 21:04
Iran vs Hegemoni Global:

Akun Twitter Imam Ali Khamenei Direntas Karena Video yang Memperlihatkan 'Pembunuhan Trump'

Story Code : 973910
Related FileKetegangan antara Washington dan Tehran telah memanas sejak penarikan sepihak AS dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dan penerapan kembali sanksi Amerika yang melumpuhkan terhadap Republik Islam.

KhameneiSite hanyalah salah satu akun yang dikendalikan oleh kantor pemimpin tertinggi Iran, yang tetap aktif.

Seorang juru bicara jejaring sosial, pada gilirannya, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa "akun yang dirujuk telah ditangguhkan secara permanen karena melanggar kebijakan penghindaran larangan [Twitter] kami". Juru bicara itu menolak untuk merinci tetapi Twitter telah berulang kali menekankan bahwa prioritas utamanya adalah menjaga orang tetap aman dan melindungi komunikasi yang bersahabat di platform.

Pada hari Kamis (13/1), situs web resmi Khamenei memposting video animasi berjudul "Balas dendam adalah Pasti", yang menunjukkan pejabat militer Iran melakukan manuver pengawasan canggih dan kendaraan tempur tak berawak ke arah seorang pria yang terlihat seperti Trump bermain golf. Rekaman itu berakhir setelah salah satu operator kendaraan mengarahkan pistol besar ke sosok pria itu.

Pada 3 Januari 2020, Soleimani, komandan Pasukan Quds elit Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS yang ditargetkan ketika mobilnya meninggalkan Bandara Internasional Baghdad, sebuah langkah yang secara langsung disetujui oleh saat itu- Presiden AS Donald Trump.

Presiden ke-45 mengklaim bahwa pasukan IRGC, yang dipimpin oleh Soleimani, menyerang pangkalan militer AS di Kirkuk, Irak, dan berencana menyerbu empat kedutaan AS. Kemudian, Menteri Pertahanan saat itu Mark Esper mengatakan dia belum pernah melihat bukti ancaman terhadap kedutaan.

Tehran menanggapi dengan meluncurkan serangan rudal ke dua pangkalan militer AS di Irak yang kemudian menyebabkan sekitar 100 tentara Amerika menerima cedera otak traumatis. Pada peringatan pembunuhan Soleimani tahun lalu, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif berjanji bahwa Tehran "tidak akan berhenti" sampai membawa orang-orang yang bertanggung jawab atas kematian jenderal itu ke pengadilan.

Pembunuhan Soleimani memperburuk hubungan AS-Iran, yang sudah tegang di bawah pemerintahan Trump setelah secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran 2015, juga dikenal sebagai Rencana Komprehensif Aksi Bersama (JCPOA), dan memberlakukan kembali sanksi keras terhadap Republik Islam. [IT/r]
Comment


Berita Terkait