0
Monday 2 April 2012 - 09:55
Revolusi Bahrain

Dukung Rezim Al Khalifa, Barat Pasok Senjata

Story Code : 149666
Dukung Rezim Al Khalifa, Barat Pasok Senjata

Negara-negara Barat secara terus terang menghalangi perjuangan rakyat Bahrain untuk menegakkan demokrasi dengan mendukung rezim otokratik Al Khalifa dan melakukan pemblokiran gerakan reformasi di negara Teluk Persia, kata seorang analis politik Timur Tengah.

"Cari di Google kata Bahrain, dan Anda akan melihat bagaimana tidak bisa dimaafkan pemberontakan populer di Sheikhdom Teluk Persia, mereka telah pingsan oleh arus media utama," tulis Salami Ismail, penulis asal Iran dan ahli Timur Tengah dalam sebuah artikel yang dipublish pada Press TV, Kamis, 30/03/12.

"Dan bagaimana diskriminasinya para pemimpin Barat, mengabaikan tuntutan gencar suatu bangsa untuk keadilan demokrasi dan sosial," tambahnya.

Rezim Saudi yang mendukung rezim Al Khalifa di Bahrain telah mendapat banyak kritikan keras dari kelompok-kelompok hak asasi manusia di seluruh dunia atas aksi pembunuhan yang mereka lakukan di Bahrain. Puluhan warga tewas dan ratusan lainnya mengalami penyiksaan akibat terlibat dalam partisipasi protes anti-rezim yang meletus di negara kecil di pertengahan Februari 2011.

Mengutip sebuah pernyataan yang dibuat oleh Cherif Bassiouni, kepala misi pencari fakta Bahrain yang telah menemukan 300 kasus penyiksaan selama investigasi akhir tahun 2011, Salami menekankan, rezim Manama menggunakan penyiksaan sebagai alat "kebijakan yang sistematis" untuk memberangus pengunjuk rasa.

"Pada tanggal 22 Maret 2012, aktivis Bahrain merilis sebuah rekaman yang merinci pemerkosaan terhadap seorang anak "yang dianiaya" oleh tentara Saudi yang didukung pasukan Bahrain, kata penulis Iran tersebut.

Penulis "Islamic Views on Human Rights" itu melanjutkan bahwa kejahatan tersebut didukung penuh oleh kekuatan Barat yang secara memalukan memasok rezim Al Khalifa senjata dan peralatan militer untuk memberangus pemberontakan populer.

Menurut angka resmi baru dan disetujui Pemerintah Inggris, penjualan peralatan militer Barat senilai lebih dari £ 1 juta pada bulan-bulan dimana kekerasan yang dilakukan oleh tentara meningkat pada tahun lalu," jelasnya.

Penjualan senjata dan peralatan militer AS pada tahun 2010 diperkirakan lebih dari $ 200 juta ke negara itu. Dan yang menarik perhatian Salami adalah pernyataan Departemen Luar Negeri AS pada 27 Januari 2012 tentang rencana Washington untuk menjual senilai $ 1 juta peralatan militer ke rezim Manama.

"Yang dengan itu tiba-tiba AS memutuskan bahwa Bahrain adalah sebuah kekuatan penting bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di Timur Tengah". Barat terus melakukan aktivitas yang terbaik memanjakan rezim dengan cara menjual segala macam peralatan militer," tulis Salami.

Ia juga menyoroti metode “bezels of wisdom” atau Kebijaksanaan Kejam Raja Bahrain yang dilaporkan menerima dari tokoh militer terkenal Inggris yang pernah menjabat sebagai kepala aparat keamanan dalam kerajaan selama tiga dekade di masa lalu, yaitu, Kolonel Ian Henderson AKA Tukang Jagal di Bahrain.

"Warga negara Inggris membayangkan nama (Kolonel Ian Henderson), yang terbayang adalah metode penyiksaan yang mengerikan, dia juga menggunakan metode penyiksaan tersebut untuk menghancurkan Mau Mau, pemberontakan di Kenya, dan kemudian pemberontakan 1990 di Bahrain. Hal ini dipercaya secara luas bahwa Henderson sekarang juga menerapkan tindakan kekerasan di Bahrain".

Salami menutup artikelnya dan menunjuk standar ganda Barat dan mengatakan bahwa "Barat terang-terangan menghambat gerakan demokrasi di Timur Tengah dan Afrika Utara dan menutup telinga jeritan menyedihkan untuk keadilan sosial di Bahrain". [Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times/on/Press TV]
Comment