0
Wednesday 4 April 2012 - 07:11
Iran vs Hegemoni Global

Laporan: Irak Siap Jadi Tuan Rumah Perundingan Nuklir Iran

Story Code : 150229
Laporan: Irak Siap Jadi Tuan Rumah Perundingan Nuklir Iran

Sumber-sumber informasi Irak mengumumkan bahwa Baghdad menyatakan kesiapannya untuk menjadi tuan rumah perundingan babak berikutnya antara Iran dan kelompok P5+1 (AS, Inggris, Prancis, Rusia, Cina, dan Jerman), situs the Persian service of the Young Journalists Club’s melaporkan Selasa, 03/0412.

Para duta besar dari Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman dan perwakilan Uni Eropa yang berbasis di Irak telah diberitahu masalah ini dan menyambut baik kabar tersebut, kata sumber Irak yang berbicara tanpa menyebut nama.

Para duta besar seharusnya menginformasikan ke pemerintah mereka soal masalah ini, tambahnya.

Dikabarkan, delegasi Iran akan segera berkunjung ke Irak untuk mengkonfirmasi masalah ini sekaligus mengadakan pembicaraan dengan para pejabat senior Irak.

Vali Nasr, yang merupakan anggota Dewan Penasehat Kebijakan Departemen Luar Negeri Iran, pada 28 Maret mengatakan, bahwa Iran sebelumnya menyarankan Baghdad untuk menjadi tuan rumah lanjutan perundingan negoisasi nuklir Iran.

Sementara itu, Istanbul secara resmi mengumumkan kesiapannya untuk menjadi tuan rumah perundingan dan Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi beberapa kali mengatakan bahwa Tehran lebih suka jika perundingan akan diadakan di Istanbul, Turki.

28 Maret lalu Salehi mengumumkan bahwa pertemuan akan diadakan pada 13 April.

Selain itu, pada 31 Maret, Menlu AS Hillary Clinton juga sebelumnya mengumumkan bahwa Tehran dan kelompok p5+1 akan bertemu di Istanbul pada 13 April dan 14.

Namun, pada tanggal 2 April Rusia mengatakan, tanggal dan tempat untuk perundingan nuklir Iran belum ditetapkan.

"Tanggal dan tempat pertemuan secara definitif belum ditetapkan," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov kepada kantor berita Interfax, AFP melaporkan.

"Pertemuan ini bisa terjadi pada tanggal 13 atau 14 atau pada hari-hari berikutnya," katanya, seraya menambahkan bahwa perundingan harus dilakukan sesegera mungkin.

Sekretaris Dewan Kebijaksanaan Iran, Mohsen Rezaii pada tanggal 2 April mengusulkan bahwa perundingan putaran berikutnya antara Iran dan enam negara besar akan diselenggarakan di Baghdad, Beirut atau Damaskus dan bukan Istanbul.

"Mengingat kenyataan bahwa teman-teman kita di Turki telah gagal menghormati beberapa kesepakatan, lebih baik pembicaraan antara Iran dan kelompok p5+1 diselenggarakan di negara lain yang ramah," kata Rezaii pada saat itu.

Pada akhir Januari 2011, putaran baru perundingan antara Iran dan negara-negara besar diadakan di Istanbul, tapi tidak ada ketetapan tanggal untuk putaran berikutnya dari perundingan.

Pada akhir pembicaraan di Jenewa pada awal Desember 2010, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran Saeed Jalili mengumumkan bahwa Iran dan kelompok P5+1 sepakat, putaran perundingan berikutnya harus fokus pada landasan bersama dan saling menghormati untuk kerjasama.

Namun, kelompok P5+1 mengingkari perjanjian, dan setelah akhir perundingan Jenewa, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton, yang mewakili negara-negara besar dalam negosiasi program nuklir Tehran membacakan pernyataan yang menyebutkan masalah perundingan nuklir Iran babak berikutnya akan fokus pada tindakan dari pejabat Iran yang menimbulkan kecaman keras dunia internasional.

Isu utama pertikaian antara Tehran dan Barat adalah program pengayaan uranium Iran.

Iran mengatakan semua kegiatan nuklirnya benar-benar damai, dan, sebagai anggota Badan Energi Atom Internasional dan penandatangan Perjanjian Nonproliferasi Nuklir, Iran memiliki hak hukum untuk memproduksi bahan bakar nuklir untuk reaktor riset dan PLTN. [Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times/on/Tehran Times]
Comment