0
3
Komentar
Monday 1 April 2013 - 12:05
Gerakan Wahabi Internasional

Dosa Syahid Syeikh Buthi Karena Anti Israel

Story Code : 250446
Syahid Syeikh Buthi
Syahid Syeikh Buthi

Syekh Buthi menjadi penasihat Presiden, dan dalam keadaan normal ia memberikan nasihat di bidang agama. Namun karena adanya konflik yang membelah pemerintah dan masyarakat pemberontak, dalam hal ini juga dikompori oleh luar negeri, maka terjadi kolaborasi antara faktor agama dan konflik politik.

Sementara itu di pemerintahan sendiri banyak unsur Syiah Alawiyahnya yang tidak disukai oleh jamaah-jamaah takfiriyah yang dimotori oleh Slafi-Wahabi, meskipun Syekh Buthi sendiri bukan orang Syiah. Syekh Buthi sendiri sebenarnya berada di pemerintahan dengan maksud ingin mencari keseimbangan antara Sunni dengan Syiah Alawiyah itu.

Konflik Suriah memang terus berlanjut. Faktor yang lebih dominan sebenarnya adalah politik. Pertama sebenarnya karena Israel itu ingin menghancurkan Suriah karena dia negara yang paling depan berhadapan dengan mereka. Di sana dihuni kekuatan-kekuatan militan yang melawan Israel.

Seperti kekuatan Syiah yang dikendalikan oleh Iran, lalu kekuatan Hamas yang dikendalikan oleh Khalid Massal dan beberapa kekuatan Syiah sebagai bagian dari Hezbollah yang dipimpin oleh Hasan Nasrollah. Tiga kekuatan ini yang membuat Suriah menjadi musuh utama Israel ditambah bahwa pemerintahan Basyar sendiri cenderung ke Syiah Alawiyah.

Karena faktor politik ini, tentu sebagaimana juga penyerangan terhadap negara Islam yang lain pasti Amerika ikut campur. Dan dapat diduga bahwa dia pasti membantu pemberontak, pertama karena tidak suka dengan pemerintahan, kedua Salafi-Wahabi itu selalu pro Saudi-Amerika, termasuk di dalamnya jamaah takfiriyah.

Sementara negara-negara yang ‘sudah direformasi” seperti Mesir, Libya dan sebagainya yang diam-diam berpihak kepada Amerika, dan di sini mereka berpihak pada pemberontak.

Nah karena itu maka Iran menyeret Cina dan Rusia untuk masuk dalam pertempuran ini karena faktor perlawanan terhadap Amerika, sebenarnya bukan karena faktor agama, namun untuk menjaga keseimbangan Barat dan Timur.

Maka terjadilah carut marut politik di Suriah, dan Syekh Buthi berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Karena beliau sebagai orang Sunni, sebagai penasihat pemerintah itu pun dia harus berhadapan dengan Syiah Alawi, sementara yang takfiri ini menganggap bahwa Syekh Buthi berpihak pada kedzaliman.

Karena Syekh Buthi itu dianggap sangat besar kekuatannya terutama dalam Islam maka kemudian beliau diserang dengan cara seperti itu. Syekh buthi meninggal dalam aksi serangan bunuh diri. Saya kira penyerangan ini tidak jauh dari kelompok takfiriyah, atau gerakan-gerakan politik yang anti pemerintah.

Hubungan dengan NU

Sewaktu ke Suriah, saya sempat bertemu dengan Syekh Buthi bersama beberapa kiai, antara lain KH Idris Marzuki, KH Masruri Mughni (alm.), dan KH Nur Muhammad Iskandar. Beliau sudah memberikan ijazah langsung untuk menyebarkan semua karyanya. 

Salah satu karyanya yang paling terkait dengan NU adalah Syarah Al-Hiham, karena Al-Hikam sendiri adalah kitab tasawuf andalan yang dikaji di pesantren. Menurut saya, kelebihan kitab yang ditulis Syekh Buthi dibanding syarah hikam lainnya, pertama karena beliau memulai Hikam itu dari syariatnya kemudian masuk hakikat. Jarang ada syarah Hikam seperti itu. Biasanya hakikatnya itu saja yang disyarahi. Jadi dari syariat beliau mengungkapkan dalil-dalilnya, baru baru masuk ke hakikat.

Yang kedua Syekh Buthi ini memperlengkapi Hikam ini dengan dalil-dalil yang muktabar baik Al-Qur’an maupun hadits nabi, karena hikam sendiri didalamnya tidak ada dalil hanya menyinggung sedikit tentang ayat, tapi belum proporsional pada setiap qoul ada dalilnya. 

Di NU memang Sykeh Buthi ini kalah populer dibanding dengan misalnya Syekh Wahbah Zuhaili dan Qaradhawi. Itu karena masalah silaturrahim saja, karena beliau sudah sepuh. Syekh Wahbah masih sering datang ke Indonesia, sementara Syekh Buthi hanya diwakilkan kepada putranya, Dr Taufik.

Kedua, kitab-kitab Syekh Buthi bukan kategori fikih praktis, meskipun banyak sekali yang terkait dengan fikih dan ushul fikih, tapi beliau lebih dikenal dengan ulama sufi dan argumentator Sunni. Namun mestinya para ulama itu tidak bisa secara simpel dipetakan sebagai ahli fikih atau tasawuf. Seperti imam Syafi’i adalah ahli fikih padahal beliau sangat sufi. Imam Hanafi adalah ahli ra’yi tapi beliau juga sangat sufi. Jadi kita lebih sering melihat pada disiplin ilmu apa yang menonjol. Namun, "apa yang ada di gudang itu kan tidak semua terlihat di etalase."

Salah satu pemikiran Sykeh Buthi yang menurut saya perlu dikembangakan adalah komprehensi antar disiplin-disiplin pecahan ilmu agama, misalnya konprehensi antara fikih dengan tafsir, tasawuf dengan ilmu kalam. Ini dilakukan supaya integral. Saya bisa mengatakan bahwa syekh buti ini bisa disebut Imam Ghazali kedua baik di dalam mengutarakan argumentasi maupun mengutuhkan kembali ilmu-ilmu Islam itu yang selama ini pecah: fikih jauh dari tarekat, tarekat jauh dari ilmu kalam, teknologi jauh dari tauhid, dan seterusnya. Ini tidak benar.

Nah pecahan pecahan ilmu agama itu disatukan lagi oleh Syekh Buthi dalam ceramah-ceramah dan pengajian. Keistemewaan lain Syekh Buthi adalah ceramahnya yang sistematik dan terukur, serta bisa langsung ditranskrip dan dicetak tanpa editing. Maka karya-karya beliau tercatat cukup banyak dan sebagian besar sudah sampai ke berbagai pesantren di Indonesia. [IT/Sa/Nu Online]

Ringkasan tulisan KH. Hashem Muzadi, Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS), Rais Syuriyah PBNU
Comment


alfatihah. pembunuh anda takkan hidup aman
United States
Syekh Buthi syahid beliau beruntung sedangkan yg melakukan bom bunuh diri thdpnya mati sia2 dan pasti masuk neraka
United States
Syekh Buthi syahid beliau beruntung sedangkan yg melakukan bom bunuh diri thdpnya mati sia2 dan pasti masuk neraka