0
1
Komentar
Tuesday 9 July 2013 - 09:33
Wawancara dengan Bashar Assad

Assad: “Revolusi Lahir dari Dalam, Bukan dari Luar”

Story Code : 281039
Presiden Bashar al-Assad, paling kiri: Photo, SANA
Presiden Bashar al-Assad, paling kiri: Photo, SANA

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Jumat, 05/07/13, mengatakan, tidak ada perang sipil di Suriah, melainkan sebuah pertempuran yang sedang berlangsung melawan lingkaran pasukan internasional.

"Ini lebih merupakan pertarungan melawan lingkaran itu, salah satunya atau yang lain, yang dikelilingi antara berbagai jenis konflik di berbagai negara," kata Shoigu pada pembukaan perundingan dengan delegasi militer Swedia yang dipimpin langsung oleh Menteri Pertahanan, Karin Enstrom di Moskow.

Dan berikut ini wawancara dengan Bashar Assad yang dimuat di situs Kantor Berita Suriah, SANA mengenai lingkaran kekuatan pasukan internasional yang ingin mendongkel Assad dari kekuasannya.

Wawancara itu dilakukan oleh jurnalis dari harian Al-Thawra pada Kamis, 04 Juli 2013.

At-Thawra: Sepanjang masa krisis, sering dikatakan bahwa Suriah dapat menampung pendapat semua orang, tapi dalam kenyataannya tidak nampak demikian. Mengapa demikian?

President Assad: Pertama-tama saya ucapakan selamat datang di kantor saya. Saya gembira bahwa wawancara ini bertepatan dengan 50 tahun kelahiran Harian Al-Thawra. Ini adalah memonetum yang bagus untuk semua patriot Suriah, tidak peduli afiliasi politiknya.

Kita sering memandang bahwa sebuah bangsa terdiri atas kelompok orang yang mendiami wilayah yang sama, padahal pada kenyataannya sebuah bangsa adalah tentang rasa memiliki dan bagian daripada budaya yang secara kolektif membentuk jati diri. Dengan rasa memiliki yang kuat kita bisa menyatukan negeri yang terdiri atas semua penduduk.

Ketika penjajah meninggalkan Suriah, mereka bukan bermaksud memerdekakan negeri kita , tapi nawaitu menjajah kembali, dengan cara lain. Salah satu strategi mereka adalah “devide et impera”, memecah belah lalu menguasai. Dengan memecah belah bukan berarti menggaris ulang perbatasan negeri tapi memecah identitas penduduk, ini lebih bahaya.

Ketika kita hidup dalam satu wilayah tapi beda jati diri maka negeri kita sudah terpecah belah karena setiap kelompok memisahkan diri. Jika sudah demikian maka benarlah bahwa negeri kita tidak menganyomi semua orang.

Dalam kaitannya dengan panjajah, mereka telah berhasil menciptakan perpecahan, kelompok separatis yang menganggap bahwa hanya idiologi dan nilai-nilai mereka sajalah yang absah mewakili negeri, dan pada saat yang sama menolak pandangan kelompok lain.

Pada jaman modern, sejarah menyaksikan munculnya kelompok Ikhwanul Muslimim (IM) dan peran buruk mereka setelah kemerdekaan negara Arab seperti Suriah. Mulanya mereka menciptakan pemisahan antara Pan-Arabisme dengan Islam, menciptakan negara islam dan negara kebangsaan/nasionalis. Upaya ini berlanjut menjadi penciptaan negara Islam dan negara kristen di Libanon.

Akibat dari ulah Ikhwanul Muslimin adalah mengilhami kelahiran kelompok teror al-Qaeda yang disokong oleh Barat (Amerika Cs) di belakang punggung revolusi Islam Iran. Sejak revolusi, Iran selalu menjadi pendukung utama Palestina, intisari jatidiri Arab. Tapi mereka malah menghasut pertikaian aliran antar Suni dan Syiah untuk merobohkan hubungan baik Arab dengan Iran. Setelah Tragedi WTC 9/11 mereka merambah lebih jauh kepada pertikaian aliran antara takfiri dengan aliran Islam lain.

Suriah tetaplah negeri untuk semua penduduk sepanjang kita mampu mencegah tumbuh-suburnya kaum ekstrimis. Apabila muncul revolusi maka revolusi yang lahir dari warga sendiri, bukan revolusi dari pasukan asing yang menyerbu ke negara lain.

At-Thawra: Tuan President, Anda mengatakan bahwa apa yang terjadi sekarang ini bukan revolusi di Suriah. Mengapa demikian?

President al-Assad: Dari perspektif sejarah, revolusi sejati adalah urusan dalam negeri dan tidak dapat dikaitkan dengan kekuatan paksa dari negara asing, sepeti yang terjadi di Rusia, Perancis, Iran. Revolusi sejati adalah intrinsik, spontan, dipimpin oleh kaum cendekiawan dan idiolog.

Tapi apa yang terjadi sekarang ini di Suriah campur tangan kekuatan asing. Ada upaya untuk menyembunyikan kenyataan ini namun semua kian terang benderang. Buktinya jelas adanya statement dari luar negeri mengenai apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan di Suriah.

Revolusi yang benar adalah tentang membangun negeri dan masyarakat, bukan malah menghancurkan mereka; jadi bagaiman mungkin kita sebut revolusi di Suriah sekarang ini bila sejak awal nawaitunya adalah untuk menghancurkan negeri.

At-Thawra: Di samping itu Tuan Presiden, baik di luar Suriah mapun di dalam Suriah ada yang mengatakan bahwa ini revolusi. Ini kontroversi yang perlu penjelasan.

President al-Assad: Untuk meluruskan pertanyaan Anda, bahkan media Barat yang musuhan sama Suriah ada pihak mengatakan ini bukan revolusi. Istilah “revolusi” barusan diganti belakangan ini. Sekarang mereka bicara terorisme, istilah baru yang dipakai adalah “teroris bagus” dan “teroris jelek”. Jadi sudah jelas bahwa ini bukan revolusi. [IT/Bh/ASS/Abd]
Comment


gucci belt low price Islam Times - Assad: “Revolusi Lahir dari Dalam, Bukan dari Luar”
gucci Handbags online http://www.gucci-handbags-clearance.com