0
Wednesday 10 November 2010 - 10:44

Wawancara dengan Tokoh: Obama Jangan Budek!

Story Code : 43627
Stop Amerika.bmp
Stop Amerika.bmp

Di sela-sela demonstrasi anti Obama di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Selasa, Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times berkesempatan mewawancarai dua tokoh dalam demonstrasi tersebut. Berikut penggalannya:

Hasan Dalil -Tokoh Ulama dan Aktifis Pergerakan Islam

IslamTimes: Apa pesan penting dari demonstransi kali ini?

Hasan Dalil: Pertama, soal ajakan pada masyarakat. Pendidikan tertinggi itu kan para Nabi, para Rasul. Harusnya karena masyarakat masih menghormati Muhammad Sang Nabi, Yesus Sang Nabi, maka dia harus menghargai nilai-nilai _kemanusiaan. Sebuah kemuliaan walaupun di seberang dunia sana, harus ditopang. Sebuah keburukan walaupun dari rumah sendiri, harus ditolak. Itu misi Nabi paling tinggi. Kita sayang dan benci karena Tuhan. Nah, karena kecintaan kita pada Bangsa Indonesia, jangan sampai dia mencintai Drakula. Jangan sampai dia mencintai pengisap darah. Penginjak nilai-nilai kemanusiaan. Nah, kita teriak seperti para Nabi dahulu dengan sedikit orang teriak, sekarang pun dengan sedikit yang teriak, kita teriak dan Allah Maha Kuasa untuk menjadikan teriakan kita bagaikan bola salju yang akan menggelinding menjadi besar di tengah-tengah masyarakat kita.

IslamTimes: Andai bisa menyampaikan pesan pada Obama, apa yang ingin Anda sampaikan?

Hasan Dalil: Obama harus mempertegas dirinya. Sebagian manusia masih menunggu dia; adakah dia ini pemimpin dari jenis Bush ataukah dia beda sama sekali dari karakteristik yang telah diperlihatkan Bush. Kalau Obama memang presiden Amerika ke44 adalah presiden yang memiliki hati nurani, resiko apapun harus dia tanggung. Sekalipun dia bernasib seperti Kennedy ditembak. Gelorakan kemanusiaan, karena dunia sedang menuju pada penegakan nilai-nilai kemanusiaan. Amerika kalau tidak mau digulung oleh gerakan kemanusiaan, dia harus teriak sekarang juga. Hargai nilai kemanusiaan dan bertindak konkrit. Riil. Dan menarik diri dari seluruh penjuru dunia dengan kekuatan-kekuatan yang menindas itu ... Barack Obama kupingnya tidak boleh tuli. Tidak boleh budek kata orang Betawi. Dia harus mendengar teriakan orang. Kalau dia mau jadi orang besar, dia harus menghargai suara besar, walaupun disuarakan oleh sedikit orang. Dan harus mengabaikan kebersamaan, kalau itu memang menginjak-injak nilai kemanusiaan.


Berikut wawancara dengan Mujtahid Hasyim - Direktur Voice of Palestine

IslamTimes: Apa signifikansi dari demo siang ini?

Maujtahid Hasyim: Pesan pentingnya kita menolak Obama. Kita menolak karena Obama tidak menyesal sedikitpun terhadap perilaku yang dilakukan oleh pemerintahnya dan pemerintahan sebelumnya yang terus menjajah dunia ketiga; dia melakukan penggaran hak asasi di mana-mana, melakukan pembantian di mana-mana -- atas nama Hak Asasi Manusia. Kalau kita ingat Amnesty International dalam sidangnya di Genewa belum lama ini antara lain menyebutkan kalau pemerintahan Amerika Serikat adalah pemerintah yang paling banyak melanggar hak asasi manusia. Akan tetapi kemana-mana mereka menggunakan justru menggunakan ‘senjata hak asasi manusia’ untuk menekan dunia ketiga dan pada dasarnya dia ingin menguras kekayaan di semua negara ketiga.

IslamTimes: Kecemasan terbesar Anda dengan hadirnya Obama di Jakarta?

Mujtahid Hasyim: Kecemasan terbesar saya adalah Amerika bakal semakin kuat menancapkan kukunya di Indonesia, utamanya proyek-proyek pertambangan minyak dan gas yang ada di Indonesia. Kita tahu dulu Hillary Clinton datang ke Indonesia untuk memastikan apakah Exxon akan mendapatkan proyek atau tidak. Kali ini Obama mungkin ingin memastikan berapa lama perusahaan-perusahaan di Amerika bakal mendapatkan proyek strategis di Indonesia. Kita berharap dia berani melakukan perubahan aturan kepemilikan proyek pertambangan yang ada di Indonesia, dan jika Obama bisa menekan mafia pertambangan dan mafia perpajakan di Indonesia, atau semua mereka ini bisa diaudit, tentunya bangsa Indonesia akan senang. Tentunya kita akan mendapatkan pendapatan yang besar.

IslamTimes: Bagaimana dengan pandangan sebagian orang kalau demonstrasi ini tak menunjukkan karakter orang Indonesia yang ramah pada tamu?

Mujtahid Hasyim: Kita tentu akan ramah terhadap orang-orang yang ramah. Tapi Nabi Suci melarang kita bersikap ramah terhadap orang munafik; mereka yang berbicara tentang kemanusiaan akan tetapi diam dan melanggar kemanusiaan di mana-mana, melanggar hak asasi dimana-mana. Obama orang seperti itu dan tentunya mereka yang berpandangan keramahan patut untuknya adalah pihak yang naif. Kita akan menghormati pihak yang salah dan telah menyatakan penyesalannya dan telah mendapatkan hukuman yang setimpal. Tapi mereka yang melakukan kesalahan, melakukan pembunuhan, melakukan penyiksaan, dan tidak menyesal sedikitpun, justru kita harusnya malu berlaku ramah pada orang seperti ini.

IslamTimes: Pesan Anda pada Obama sekiranya ada kesempatan?

Mujtahid Hasyim: Go home Obama. Masih banyak masalah di dalam negeri Anda. Masih banyak orang miskin di Amerika yang harus Anda urus. Banyak orang miskin di Texas, banyak orang miskin di Kentucky, yang tidak mendapatkan hak-haknya, yang mestinya dijamin oleh Konvensi Genewa bahwa mereka ini harus mendapatkan rumah, tapi di Amerika sendiri hingga saat ini masih banyak tunawima. Dan semua ini tentu pekerjaan rumah Obama dan dia mestinya tak ikut campur terlalu banyak pada urusan negara-negara lain. Jika Obama terus menggunakan uang pajak rakyatnya untuk menganeksasi dimana-mana, untuk menguntungkan mafia-mafia minyak yang ada di Amerika, tentunya rakyat Amerika akan marah dan besar kemungkinan Obama tak akan terpilih lagi dalam pemilu presiden mendatang.*** [Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times/K-014]
Comment