0
Saturday 5 March 2011 - 23:24
Eksklusif Islam Times:

Pemberontakan Timur Tengah Menguntungkan Rakyat dan Merugikan Adikuasa

Story Code : 57753
Jenderal Yahya Rahim Safavi, Penasehat militer Pemimpin Tinggi Revolusi Islam di Iran
Jenderal Yahya Rahim Safavi, Penasehat militer Pemimpin Tinggi Revolusi Islam di Iran



Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times melakukan wawancara dengan Sayyid Yahya Rahim Safavi, penasehat militer atas Pemimpin Tinggi Revolusi Islam Iran tentang perubahan yang terjadi di Timur Tengah. Berikut ini adalah teks wawancara ini.

Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times: Dalam buku Anda, Anda meyajikan metode yang bisa menyatukan dunia Islam. Apa langkah yang diambil untuk menerapkan metode ini? Haruskah ada langkah-langkah yang masih perlu diambil?

Safavi: Dalam nama Allah, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Pertama, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times untuk usaha mereka. Anda telah memasuki kawasan yang sangat rumit dan telah dapat dengan cepat melayani dunia Islam dari Afrika utara hingga ke Timur Tengah.

Salah satu langkah praktis untuk menyatukan dunia Islam adalah mendukung revolusi Islam di Mesir. Dukungan ini juga harus diterapkan pada negara-negara lain seperti Libya, Yaman, dan Bahrain. Isu kedua adalah menentang Amerika dan Zionis. Tapi apa jenis penentangan itu? Ini akan meliputi segala sesuatu yang Muslim dapat gunakan untuk menunjukkan penentangan mereka kepada Amerika. Misalnya, memboikot barang-barang Amerika, ini adalah sesuatu yang setiap muslim, dimanapun dia, dapat melakukannya. Juga, umat Islam dapat menggunakan internet untuk menunjukkan bagaimana Amerika campur dalam urusan Mesir. 

Jika Muslim mengamati kedua isu, jika mereka mendukung Muslim lain dan menentang musuh-musuh Islam, beberapa langkah-langkah praktis menuju pemersatu dunia Islam akan terpenuhi.

Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times: Pemberontakan rakyat di negara-negara Islam, khususnya Mesir, telah menjadi isu yang paling penting di dunia. Apa yang Anda hendak Anda katakan tentang masa depan Mesir ?

Safavi: Pertama, saya ingin menyatakan bahwa wajah Timur Tengah akan berubah dengan jatuhnya Mubarak. Perubahan tidak akan menguntungkan Amerika dan Zionis, melainkan memberikan manfaat pada masyarakat umum regional.

Kedua, tentara Mesir sedang menghadapi dilema. Apakah mereka hendak bergabung dengan rakyat; bergabung dengan revolusi dan menerima perubahan pada sistem politik Mesir, atau mereka dapat melindungi rezim sebelumnya dan menentang rakyat dengan menciptakan pertumpahan darah.

Tampaknya seolah-olah sekitar dua-pertiga dari para prajurit akan bersama masyarakat umum. Di Iran, ketika tentara bergabung dengan rakyat, masyarakat dan para pemimpin politik dilindungi tentara. Hal ini dapat terjadi di Mesir juga. Jika tubuh tentara bergabung dengan rakyat Mesir maka akan menjadikan revolusi menang lebih cepat dan pasa waktu yang sama akan menyelamatkan masa depan tentara.

Jika tidak, kalau tentara mengambil perintah dari Amerika dan Israel dan berbalik melawan rakyat. Tentara akan menghadapi kemarahan jutaan rakyat Mesir dan Mesir akan kehilangan kekuasaan politik. Pemimpin Tertinggi Islam Imam Ali Khamenei mengatakan bahwa musuh tentara Mesir adalah Israel, bukan rakyat Mesir. Senjata mereka harus berbalik melawan Zionis, bukan terhadap rakyat.

Islam Times.org' target='_blank'>Islam Times: Apa yang Anda pikirkan tentang pemberontakan negara-negara lain? Apa negara lain juga dapat menciptakan perubahan penting ?

Safavi: Memprediksi masa depan wilayah itu sulit. Tapi, dapat dikatakan bahwa Amerika sedang menghadapi kesulitan. Hal ini mungkin akan memimpin mereka untuk lebih menekan Iran. Mereka akan mengeluarkan resolusi yang kuat terhadap Iran. Mereka juga akan mendukung kelompok oposisi di Iran lebih dari yang mereka lakukan sekarang.

Mengenai pemberontakan lain, negara-negara di Afrika utara memiliki kesempatan lebih besar untuk berubah daripada negara-negara di Semenanjung Arab. Saya tidak akan menyebut negara-negara ini, tetapi revolusi bergerak ke arah Afrika utara.

Comment