0
Sunday 11 February 2024 - 01:45
Turki - Zionis Israel:

Erdogan: Perang Israel di Gaza ‘Mengingatkan pada Nazi’ 

Story Code : 1115411
Aftermath of an Israeli attack in Rafah, Gaza
Aftermath of an Israeli attack in Rafah, Gaza
Presiden Turki mengecam IDF atas jumlah korban jiwa warga Palestina yang sangat besar

“Di depan mata seluruh dunia, pasukan pendudukan Zionis Israel secara brutal membunuh 28.000 saudara dan saudari kita di Palestina, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan perempuan,” kata Erdogan di Forum Pemuda Kerjasama Islam. Serangan IDF terhadap sekolah, rumah sakit, masjid, dan lokasi sipil lainnya adalah “serangan yang mengingatkan kita pada Nazi,” tambahnya.

Sebagai seorang kritikus vokal terhadap Zionis Israel, pemimpin Turki ini berulang kali membandingkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan Adolf Hitler dan mengutuk operasi militer di Gaza.

Kampanye pengeboman dan invasi darat berikutnya telah membuat sekitar 85% penduduk Gaza mengungsi dan menyebabkan sekitar 570.000 warga Palestina menghadapi kelaparan, menurut PBB. Sekitar 1,4 juta dari 2,2 juta penduduk sebelum perang di daerah kantong yang terkepung itu telah melarikan diri ke kota selatan Rafah dekat perbatasan dengan Mesir, setelah Israel meminta warga sipil untuk mengungsi ke selatan.

Zionis Israel menyatakan perang terhadap Hamas sebagai tanggapan atas serangan teroris 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan lebih dari 200 orang disandera. Puluhan sandera telah dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran tahanan selama gencatan senjata selama seminggu pada bulan November.

Kantor Netanyahu mengumumkan pada hari Jumat (9/2) bahwa IDF akan menyerang Rafah untuk menghilangkan “aktivitas intens” Hamas di kota tersebut. Militer dan pejabat Zionis Israel mengatakan mereka melakukan segala yang mereka bisa untuk meminimalkan jumlah korban warga sipil. Para diplomat negara Yahudi tersebut menuduh Hamas menggunakan sekolah, rumah sakit, dan tempat lain sebagai kedok serangan roket dan mengatakan kepada PBB bahwa militan tersebut menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.

Bulan lalu, Mahkamah Internasional yang bermarkas di Den Haag memutuskan bahwa Zionis Israel harus “mengambil semua tindakan sesuai kewenangannya” untuk mencegah genosida di Gaza. Netanyahu menolak keputusan tersebut dan menyebutnya “tidak hanya salah, tapi juga keterlaluan.”[IT/r]
Comment