0
Tuesday 5 March 2024 - 04:32
Sudan - Iran:

Sudan Menolak Klaim WSJ tentang Iran Menginginkan Pangkalan Angkatan Laut di Pantai Laut Merah

Story Code : 1120294
Sudanese Minister of Foreign Affairs Ali al-Sadiq Ali
Sudanese Minister of Foreign Affairs Ali al-Sadiq Ali
“Saya telah membaca artikel yang diterbitkan di surat kabar harian Amerika The Wall Street Journal. Beritanya salah dan dibuat-buat,” kata Ali kepada kantor berita Sputnik Rusia di sela-sela Forum Diplomasi Antalya 2024 di kota Antalya, Turki barat daya, pada Minggu (3/3).

Dia menjelaskan bahwa Iran “tidak pernah meminta Sudan untuk mendirikan pangkalan di sana. Saya berkunjung ke Iran akhir-akhir ini, dan isu tersebut tidak pernah diangkat selama saya tinggal di sana.”

Sebelumnya pada hari yang sama, The Wall Street Journal mengklaim bahwa Iran telah meminta izin dari pihak berwenang Sudan untuk mendirikan pangkalan angkatan laut permanen di pantai Laut Merah.

Surat kabar tersebut mengutip seorang pejabat senior intelijen Sudan yang mengatakan bahwa Iran menawarkan persenjataan canggih kepada Sudan, termasuk kapal perang yang membawa helikopter, sebagai imbalan atas persetujuan untuk membangun pangkalan tersebut.

Pejabat tersebut, Ahmed Hassan Mohamed, menuduh bahwa pangkalan itu akan memungkinkan Iran untuk “mengumpulkan informasi intelijen” dan “menempatkan kapal perang” di dekat Terusan Suez yang penting dan wilayah-wilayah pendudukan Zionis Israel.

Oktober lalu, Iran dan Sudan sepakat memulihkan hubungan diplomatik setelah tujuh tahun. Kedua belah pihak sepakat untuk memperdalam hubungan mereka di berbagai bidang yang akan melayani kepentingan kedua negara Muslim dan akan kondusif bagi stabilitas regional.

Sudan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada tahun 2016 setelah penyerbuan kedutaan Arab Saudi di Tehran.

Sementara itu, perebutan kekuasaan yang sedang berlangsung antara Angkatan Bersenjata Sudan, yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF), yang dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, telah menjerumuskan negara Afrika ke dalam kekacauan sejak pertempuran dimulai. pada tanggal 15 April 2023.[IT/r]
Comment