0
Tuesday 9 April 2024 - 03:15
Zionis Israel vs Palestina:

'Israel' Gagal dalam Janji Pencegahan ketika Siswa Menghadapi Gangguan Jiwa, Trauma

Story Code : 1127621
Operation Al-Aqsa Flood, psychological and mental disorders among Israeli settler students
Operation Al-Aqsa Flood, psychological and mental disorders among Israeli settler students
Sebuah survei baru yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan pendudukan Zionis Israel, dan diterbitkan oleh Yedioth Ahronoth, mengungkapkan bahwa lebih dari separuh pelajar Zionis  Israel, yang menetap di Palestina yang diduduki, kini mengalami gangguan psikologis sehari-hari sejak 7 Oktober 2023.

Meskipun Kementerian Pendudukan Zionis Israel menganggap temuan ini “mengkhawatirkan”, namun jajak pendapat tersebut tetap menunjukkan dampak hilangnya pencegahan aparat keamanan pendudukan Zionis Israel dalam menghadapi Perlawanan Palestina dan rakyatnya yang telah memerangi pendudukan dan penindasan selama beberapa dekade.

Survei tersebut menemukan bahwa sebagian besar siswa sedang bergulat dengan gangguan mental dan emosional. Tidak disebutkan bahwa kenyamanan mental dan psikologis adalah salah satu dari banyak janji yang digunakan Zionis “Israel” untuk menggoda orang asing dari negeri yang jauh untuk menjadi pemukim di wilayah pendudukan Palestina.

Hilangnya kemewahan dan keamanan ini akibat bangkitnya rakyat Palestina yang tertindas melalui Perlawanan Bersenjata dan kembalinya perjuangan Palestina sebagai perjuangan utama Arab telah mengguncang fondasi pendudukan di tingkat militer, ekonomi, dan pemukim.

Oleh karena itu, survei-survei ini menunjukkan bahwa Operasi Badai Al Aqsa membawa implikasi besar terhadap dinamika internal pendudukan Zionis Israel.

WSJ: 7 Oktober telah mengubah segalanya, keberadaan Zionis 'Israel' diragukan
Sebuah artikel yang diterbitkan di Wall Street Journal mengatakan bahwa 7 Oktober 2023 dianggap sebagai tanggal yang mengubah segalanya bagi Zionis “Israel”, menjadikannya lebih terisolasi secara internasional dibandingkan sebelumnya.

Berjudul "Dalam Enam Bulan, Segalanya Telah Berubah untuk Zionis Israel", artikel tersebut menyoroti bahwa salah satu faktor yang dialami entitas pendudukan Zionis Israel sejak tanggal 7 Oktober adalah perjanjian normalisasi yang ditunggu-tunggu dan kini berada dalam ketidakpastian.

Disebutkan bahwa Zionis “Israel” kini mendapati dirinya berdebat secara terbuka dengan sekutunya, Amerika Serikat, dan menambahkan bahwa perang di Gaza telah menghidupkan kembali perdebatan mengenai perjuangan Palestina.

Menurut laporan tersebut, tanggal 7 Oktober mempunyai dampak ekonomi terhadap Zionis Israel karena kelumpuhan di front selatan dan utara akibat perang yang sedang berlangsung.

Tulisan tersebut menyatakan bahwa dunia telah terbalik bagi Zionis “Israel”, karena mereka menyaksikan guncangan mendasar yang menjungkirbalikkan rasa aman dan kepercayaan terhadap kekuatan militernya.

Sejarawan Israel Benny Morris dikutip mengatakan bahwa keberadaan Zionis "Israel" diragukan untuk pertama kalinya sejak pendiriannya.

Laporan tersebut mencatat penurunan simpati global terhadap Zionis “Israel” setelah gambar pembantaian di Gaza tersebar, menunjukkan sejumlah besar korban warga sipil Palestina dan sebagian besar wilayah Jalur Gaza berubah menjadi puing-puing.

Hal ini juga membahas front paralel yang menimbulkan kekhawatiran bagi Zionis "Israel", yaitu Tepi Barat yang diduduki dan front utara dengan Perlawanan Islam di Lebanon - Hizbullah, di tengah antisipasi pembalasan Iran menyusul serangan udara Zionis Israel yang menargetkan konsulat Iran di Damaskus.[IT/r]
Comment