0
Tuesday 8 September 2015 - 03:19

Pelajaran Kaum Bersarung Yaman Kepada Raja Saudi Arabia

Story Code : 484640
Suku Yaman (EPA)
Suku Yaman (EPA)
Pasukan revolusioner Yaman pada Jumat, 04/09/15, memberikan pelajaran berharga kepada Arab Saudi, terutama pada pasukan Emirat, saat ratusan tentara khusus mereka tewas diterjang rudal pejuang-pejuang bersarung Yaman. Lebih dari 100 tentara khusus tewas dan gudang senjata penuh amunisi hancur. Sebuah kerugian terbesar sepanjang agresi Arab terhadap Yaman yang diderita oleh Emirat saat sebuah rudal ditembakkan oleh Ansaralllah mendarat tepat di gudang penyimpanan amunisi di Bandara al-Aman, provinsi Maarib yang menyebabkan ledakan besar.

Bahkan, salah seorang jenderal Yaman juga memberi peringatan dini kepada Saudi Arabia bahwa kota Saudi terutama, Jeddah, Abha dan Riyadh akan menjadi target berikutnya jika Saudi terus menghancurkan Yaman.

Setelah mendapat pelajaran tak terduga dari kaum bersarung itu, raja Saudi, Salman bergegas mengunjungi AS, mencium tangan Obama dan membuat pertemuan khusus dengan Presiden AS itu di Gedung Putih pada Jumat 4 September kemarin. Mengeluh dan memberikan laporan buruk kepada sang tuan di Gedung Putih.

Tentu keahlian kaum revolusioner bersarung yang bisa memanggul rudal dan meluncurkannya tepat memukul gudang amunisi di Bandara al-Aman, provinsi Maarib tak pernah terbayangkan oleh raja tua Saudi Arabia.

Dalam ledakan itu, lebih dari seratus tentara Saudi, Emirat dan lainnya tewas merenggang nyawa.

BBC pada 5 September kemudian menurunkan laporan headline yang menyebut angka setidaknya 70 tentara tewas dan sejumlah lebih besar mengalami luka-luka.

"Banyak yang mati", menurut laporan BBC termasuk 45 tentara Emirat, 10 tentara Saudi dan 5 tentara Bahrain dalam Breaking News BBC, usai ledakan.

Namun, seorang pemimpin suku senior Yaman mengatakan lebih dari 75 tentara Emirat tewas. Dan menyebut bahwa angka korban tewas secara keseluruhan lebih dari 103 orang, pada waktu itu.

Sementara itu, Brigadir Jenderal Sharaf Luqman, tentara Yaman pada hari yang sama memberikan ultimatum yang menusuk tulang belakang Saudi.

Dalam ultimatum itu, kota Jeddah Saudi, Abha, dan ibukota Riyadh akan berubah menjadi target sah pasukan Yaman dalam serangan balasan untuk melawan kejahatan rezim Najd, Saudi.

Agresi militer pimpinan kerajaan Najd terhadap negara Arab termiskin itu kini memasuki bulan keenam. Dan keberhasilan mereka adalah mengakibatkan lebih dari 6.000 warga Yaman tewas, sebagian besar dari mereka warga sipil. Infrastruktur negara juga rusak parah.

Setidaknya 21 juta dari 24 juta warga negara itu kini mengalami kekurangan makanan, minuman dan kebutuhan primer lainnya, menurut angka PBB.

Ini adalah kejahatan perang yang dilakukan oleh kerajaan Najd dan sekutunya yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

Belum kelar mencerna bagaimana kaum miskin bersarung itu meluncurkan rudal, sepotong berita buruk datang menghantui Saudi Arabia. Usai ledakan rudal, pejuang Ansarullah berhasil menyergap dan menewaskan sedikitnya 16 tentara Saudi dan unit tentara sekutu dekat pangkalan Meshaal di wilayah Jizan, barat daya Arab Saudi.

Dalam serangan dadakan itu, Riyadh mengkonfirmasi 10 korban jiwa.

Membabi buta. Rezim Saudi kemudian melepaskan bom-bom yang menyasar sasaran dan target sipil pada Ahad pagi, 06 September, 2015.

Dan jika berita al-Jazeera dalam laporan Senin, 07/09/15, benar dan bisa dipercaya bahwa sumber militer Yaman di Marib menyatakan telah menerima sekitar 1.000 tentara darat tambahan Arab Saudi dan Qatar lengkap dengan sejumlah tank dan kendaraan bersenjata lainnya, maka Yaman benar-benar akan menjadi kuburan massal bagi tentara Saudi dan pasukan koalisi. [IT/Onh/Ass]
Comment