0
Tuesday 4 January 2022 - 23:33
Syahid Al Quds:

Cinta dalam Pandangan Syahid Qasem Soleimani

Story Code : 972016
Martyr Qassem Soleiman
Martyr Qassem Soleiman
Di antara orang yang memahami betul tentang arti cinta adalah Syahid Qasem Soleimani, yang pernah menjadi komandan pasukan Quds. Selama perang Iran-Irak, ia adalah komandan laskar 41 Tsarallah dan komandan Operasi Walfajr 8, Karbala 4 dan Karbala 5.

Banyak bukti yang menunjukkan bahwa Syahid Qasem adalah sosok yang memahami betul apa itu cinta dan bagaimana harus memperlakukannya. Haji Kamal Dasti, salah satu veteran dari divisi 41 Taharallah, dia adalah seorang veteran yang terkenal di Kerman (nama provinsi di Iran) dan termasuk teman dekat Syahid Qasem, ia bercerita “Setiap kali ia (Syahid Qasem) menghadiri acara yang diselengarakan oleh salah satu dari keluarga syahid, para tamu undangan selalu mengerumuninya. Anak-anak para syahid bergegas bangkit dari tempat duduknya dan lari ke arahnya untuk duduk di sampingnya, seakan mereka sedang menghampiri ayah mereka.”

Dalam acara yang dihadiri para keluarga syahid itu, termasuk syahid Qasem, selama acara berlangsung tidak pernah sekalipun dibatasi dengan aturan yang ketat, sehingga keluarga para syahid dengan akrab dan leluasa berkeluh kesah kepada Syahid Qasem.

Bukti yang paling nyata adalah saat acara pengiringan jenazah syahid Qasem Soleimani Bersama dengan Abu Mahdi Al-Muhandis dan rekan-rekan yang turut syahid bersama keduanya. Kita dapat meyaksikan kecintaan masyarakat pada pribadi syahid Qasem, dengan turunnya mereka ke jalanan dalam mengiringi jenazah beliau. Menurut jubir Pengawal Revolusi Islam Iran, ada sekitar 25 juta orang yang ikut serta dalam pengiringan jenazah syahid Qasem Soleimani.

Apa yang menjadi rahasia dari kecintaan begitu besar mayarakat kepada pribadi syahid Qasem? Maka dari itu, penting kiranya kita mengetahui sekelumit tentang cinta dari gerbang kota ilmu Nabi Saw, Ali Bin Abi Thalib As.

Imam Ali As berkata, “Ramah-tamah dan berkasih sayang membawa diri menuju cinta.” Wujud nyata dari hadis ini adalah syahid Qasem, di mana dia meperlakukan pasukannya dan para keluarga syahid dengan ramah dan kasih, sehingga ia memiliki tempat khusus di hati mereka.

Dalam acara peringatan Syahid Qasem Soleimani, istri dari Syahid Ansari, Fathimah Jakfari menuturkan, “Malam ini kami berkumpul bersama, seperti sebuah keluarga besar yang kehilangan ayahnya, dengan harapan pertemuan ini bisa mengurangi kesedihan anak-anak dan keluarga kami. Kami saling memahami perasaan masing-masing, kami memahami duka anak-anak kami. Meski kesyahidan ini menjadi cita-citanya, namun anak-anak kami Kembali berduka dan menangis. Anak-anak balita memegang erat kain hijab ibunya dan menangis hebat, orang-orang dewasa kembali mempererat ikatan tali sepatu tempurnya.”

Mantan Duta Besar Italia untuk Irak, Marco Carnelos menilai, “Qasem Soleimani bukanlah seorang yang fanatik, namun sebaliknya Soleimani adalah orang yang sabar dan mampu membangun komunikasi yang baik dengan banyak pihak.”

Dalam kesempatan lain, Imam Ali As berkata, “Janganlah jual murah cinta kalian kepada orang yang tidak setia.” Cinta adalah sesuatu yang suci dan tidak bisa diberikan kepada sembarang orang, terlebih lagi kepada orang yang tidak setia. Dan hadis ini benar-benar telah diterapkan oleh syahid Qasem dalam hidupnya, ia tidak menyerahkan cintanya kepada sembarang orang, ia menyerahkan sepenuhnya cinta tulusnya kepada Allah, Ahlulbait dan Waliyul Faqih, Imam Sayyid Ali Khamenei serta menjalankan perintahnya. Inilah sebab utama dari kecintaan yang teramat besar masyarakat kepadanya.

Inilah sekelumit dari jejak cinta Syahid Qasem Soleimani, hingga pada akhirnya cinta tulus menghantarkan jiwa sucinya menuju Sang Pemilik cinta sejati, Allah Swt. Dan sudah sewajarnya setiap dari kita haruslah menunjukkan kesetiaan yang sama dengan yang ditunjukkan Syahid Qasem Soleimani kepada pemimpinnya. Kita harus buktikan bahwa kita memiliki cinta yang sama, dedikasi yang sama, kemauan yang sama, untuk berkorban demi tujuan, dan kesalehan dan kerendahan hati yang sama seperti yang dimiliki Syahid Qasem Suleimani.

Semoga kita dapat meneladani sifat-sifat luhur syahid Qasem Soleimani, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita juga termasuk dari perwujudan hadis Imam Ali as di atas.[IT/r/Tim Kebangkitan Islam/Ali H.D]
Comment