Palestina Mengutuk 'Eksekusi Keji' Israel terhadap Warga Negaranya

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Minggu (15/1), kementerian tersebut mengatakan bahwa rezim tersebut telah membuat "mudah bagi tentara untuk membunuh setiap orang Palestina tanpa mereka menimbulkan bahaya bagi tentara pendudukan."

Sebelumnya pada hari itu, pasukan Zionis Israel menembak mati seorang pria berusia 45 tahun di dekat desa Silwad di utara Ramallah. Media Palestina mengidentifikasi korban sebagai Ahmed Hassan Abdel-Jalil Kahla. Zionis Israel mengklaim dia terbunuh ketika mencoba mengambil senjata tentara dan menolak pemeriksaan. Media Palestina melaporkan bahwa tentara memaksa Kahla keluar dari kendaraannya sebelum menembaknya dari jarak dekat. Putra pria itu juga disemprot merica.

Kelompok hak asasi lokal dan internasional mengutuk penggunaan kekuatan Zionis Israel yang berlebihan dan 'kebijakan tembak-bunuh' terhadap warga Palestina.

Kementerian luar negeri baru-baru ini meminta Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menyelesaikan penyelidikan yang sedang berlangsung atas kejahatan Israel terhadap Palestina dan meminta pertanggungjawaban rezim pendudukan atas kekejamannya selama beberapa dekade.

Pasukan Israel melancarkan serangan ke kota-kota di Tepi Barat hampir setiap hari dengan dalih menahan apa yang mereka sebut 'orang Palestina yang dicari'. Penggerebekan biasanya mengarah pada konfrontasi kekerasan.

PBB menandai tahun 2022 sebagai tahun paling mematikan bagi warga Palestina di Tepi Barat dalam 16 tahun. Pasukan Israel menewaskan sedikitnya 171 warga Palestina di Tepi Barat dan menduduki al-Quds Timur selama tahun 2022.

Gerakan perlawanan Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa pihaknya meminta pertanggungjawaban Zionis Israel atas kejahatan dan pelanggaran yang terus berlanjut terhadap warga Palestina dan menegaskan kembali bahwa tindakan agresi rezim pendudukan tidak akan luput dari perhatian.[IT/r]