0
Tuesday 6 June 2023 - 04:36
Iran dan Dunia Islam:

Pembantu Presiden Iran Mendesak Peningkatan Diplomasi Agama untuk Menyembuhkan Kesengsaraan Muslim

Story Code : 1062195
Pembantu Presiden Iran Mendesak Peningkatan Diplomasi Agama untuk Menyembuhkan Kesengsaraan Muslim
Mohammad Haji Abolghasem Dulabi, yang juga anggota Majelis Ahli, membuat pernyataan tersebut dalam pertemuan dengan Menteri Awqaf Suriah Mohammed Abdul Sattar di Damaskus pada hari Minggu (4/6).

Dulabi mengatakan diplomasi agama harus diperkuat bersamaan dengan diplomasi politik untuk menyelesaikan masalah budaya dan sosial di dunia Islam.

Menteri Suriah, pada bagiannya, menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dalam mengimplementasikan gagasan yang diajukan oleh ulama Iran itu.

Faith-based diplomacy merupakan bentuk diplomasi multi jalur yang berupaya mengintegrasikan dinamika keyakinan agama dengan pelaksanaan perdamaian internasional.

Juga selama kunjungannya ke Suriah, Doulabi berbicara pada sebuah upacara yang diadakan di perpustakaan nasional Suriah untuk memperingati 34 tahun meninggalnya pendiri Republik Islam Imam Khomeini.

Dalam sambutannya, beliau menganalisis dasar-dasar teori politik Imam Khomeini dan dampaknya terhadap kebijakan luar negeri Republik Islam tersebut.

Ulama Iran itu selanjutnya mengadakan pembicaraan dengan pejabat agama dan budaya di kota Aleppo, barat laut Suriah, di mana ia menyoroti peran ulama dalam keberhasilan peradaban Islam.

“Keberhasilan peradaban Islam tidak akan tercapai kecuali dengan memperhatikan cendekiawan Muslim dan membangun persatuan,” katanya, sambil menambahkan, “Persatuan ulama di semua negara Muslim sangat penting.”

Pernyataan itu muncul setelah Revolusi Islam 1979, Iran telah memperjuangkan persatuan di antara umat Islam lebih dari negara lain mana pun. Almarhum pendiri Republik Islam, Imam Khomeini, mendeklarasikan Pekan Persatuan Islam pada 1980-an untuk mempromosikan tujuan ini.

Minggu persatuan ditandai dari hari ke-12 bulan lunar Rabi al-Awwal, yang diyakini oleh Muslim Sunni untuk menandai peringatan kelahiran Nabi Muhammad [SAW], hingga hari ke-17 bulan yang ditandai oleh Muslim Syiah sebagai maulid Nabi. Berbagai program dan konferensi diadakan di Iran dan negara lain untuk menandai minggu ini.

Dalam pertemuan terpisah, ulama Iran itu mengadakan pembicaraan dengan mantan Mufti besar Suriah Ahmad Badreddin Hassoun, yang menekankan hubungan persahabatan antara Teheran dan Damaskus.

Mufti Suriah juga menggarisbawahi perlunya kewaspadaan dalam menghadapi konspirasi rezim Israel dan pemerintah Barat untuk merusak hubungan antara negara-negara Muslim.

Kunjungan ajudan itu dilakukan hampir sebulan setelah Presiden Iran Ebrahim Raisi melakukan kunjungan dua hari ke ibu kota Suriah, Damaskus, dan mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dengan para pejabat negara itu. Kembali ke Teheran, dia menggambarkan kunjungan itu sebagai "titik balik" dalam hubungan Iran-Suriah.[IT/r]
Comment